JohnAnglo Bro

Oleh: Dahlan Iskan

JohnAnglo Bro
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Waktu terjadi Covid, resto itu tutup. Demikian juga resto bintang lima lainnya di seluruh pulau Dewata. Bali seperti mati.

Pemilik resto itu pulang ke negaranya. Paulus juga harus pulang: ke Surabaya. Tanpa pekerjaan. Tanpa penghasilan.  

Yang ia miliki adalah keahlian. Ahli masak. Ahli membuat steik. Ahli memilih daging. Ahli membuat pizza. Ahli memilih keju berkualitas.

Pulang ke Surabaya, Paulus pun melakukan survei. Ia pun tahu bahan baku untuk resto Ultimo bisa didapat di Surabaya. Ada importir daging dan keju jenis yang ia perlukan.

Maka Paulus memutuskan: bikin restoran bintang lima di kaki lima di daerah elite Surabaya: CitraLand. Ia beli peralatan dapur yang memenuhi syarat untuk  membuat steak dan pizza kelas bintang lima.

Tidak perlu baru. Agar terjangkau.

Ia pun beli bahan-bahan bangunan bekas. Ia atur dengan selera seni bahan bekas.

Ini kaki lima tapi ada sekat dan sedikit atap. Ada meja dan kursi bekas. Dipoles dengan rasa seni.

INI kisah tentang John (JohnAnglo) dan Paulus (Steak BRO!). Dari kolam besar ke ikan besar. Sama-sama dari sapi. John ambil kulitnya, Paulus ambil dagingnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News