Joko Widodo Dan Prabowo Serukan Warga Untuk Tidak Anarkis

Kerusuhan terjadi ketika aparat berusaha membubarkan massa yang beraksi di depan Kantor Bawaslu di Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Izin mereka menggelar aksi unjuk rasa berakhir setelah massa melakukan shalat Tarawih berjamaah.
Polisi kemudian melakukan pembubaran paksa setelah massa terus bertahan hingga lewat tengah malam. Tindakan ini direspon massa dengan melemparkan batu dan botol kaca ke arah petugas.
Menyikapi kericuhan ini, sejumlah elit dari pasangan capres -cawapres 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno membantah massa aksi yang terlibat dalam kerusuhan ini adalah pendukung paslon mereka.
Meskipun dalam aksinya massa menyuarakan dugaan kecurangan yang dialami paslon capres cawapres 02.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengklaim BPN Prabowo-Sandi maupun Partai Gerindra tidak memobilisasi massa untuk turun ke jalan dan berdemonstrasi.
"Ini masyarakat yang concern, yang peduli dengan ketidakadilan. Jadi itu bagian dari masyarakat yang merasa terpanggil ya. Ini kan tidak dimobilisasi. Mereka datang dari mana-mana. Tidak ada pengerahan dalam arti mereka dibiayai, difasilitasi dan sebagainya."
"Mereka merasa terpanggil karena ini menyangkut masa depan bangsa. Mereka memprotes kecurangan-kecurangan yang ada dan itu dijamin oleh konstitusi kita," katanya.
Sebelumnya dalam keterangan pers di Jakarta, Menteri koordinator Politik Hukum Dan Keamanan (Menkopolhukam) juga mengatakan pelaku kerusuhan pada 22 Mei dini hari adalah preman bayaran.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya