Jokowi Akan Gunakan Jasa Konsultan Politik Sendiri

Di tempat yang sama, pengamat politik yang juga wartawan senior Kompas Budhiarto Shambazy mengatakan, berdasarkan pengalamannya meliput Pemilu di Amerika Serikat yang demokrasinya dikatakan maju, memang hasil survei yang dipublikasikan para lembaga survei maupun konsultan politik tidaklah menjadi satu-satunya pertimbangan dalam memilih dan mencalonkan seorang tokoh, termasuk capres.
Dalam memilih seorang tokoh atau capres, sambungnya, partai politik di Amerika tetap mengedepankan aspek kualitatif daripada kuantitatif hasil survei. Pendekatan ideologi, termasuk ideologi konsultan politik menjadi sesuatu hal yang penting.
“Mereka lebih percaya pada telaah kualitatif,bermain di isu. Pendekatan kualitatif itu lebih tampak nantinya di kampanye. Yang dijual itu karakter tokoh, rekam jejak, aspek kepemimpinan, dan penguasaan isu,” ujarnya.
Hal ini berbeda jauh dengan kondisi perkembangan demokrasi di Indonesia yang masih terpaku pada popularitas hasil survei. (sam/jpnn)
JAKARTA - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, kemungkinan besar akan menggunakan jasa konsultan politik sendiri, yang berbeda dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BAZNAS dan Ulama Palestina Perkuat Kerja Sama untuk Palestina
- InJourney Hadirkan Tarian Nusantara di TMII, Diikuti 500 Anak Dari Sabang Sampai Merauke
- Minta Eksepsi Aipda Robig Zaenudin Ditolak, JPU Tegaskan Dakwaan Sudah Sah dan Cermat
- KPK Periksa Komisaris PT Inti Alasindo Energy Terkait Kasus Korupsi PGN
- Eks Staf Ahli Pertanyakan Proses Laporan Dugaan Suap Pimpinan DPD RI ke KPK
- Prajurit TNI AL Sigap Mengevakuasi Warga Terdampak Banjir di Pesawaran Lampung