Jokowi Akan Gunakan Jasa Konsultan Politik Sendiri
Di tempat yang sama, pengamat politik yang juga wartawan senior Kompas Budhiarto Shambazy mengatakan, berdasarkan pengalamannya meliput Pemilu di Amerika Serikat yang demokrasinya dikatakan maju, memang hasil survei yang dipublikasikan para lembaga survei maupun konsultan politik tidaklah menjadi satu-satunya pertimbangan dalam memilih dan mencalonkan seorang tokoh, termasuk capres.
Dalam memilih seorang tokoh atau capres, sambungnya, partai politik di Amerika tetap mengedepankan aspek kualitatif daripada kuantitatif hasil survei. Pendekatan ideologi, termasuk ideologi konsultan politik menjadi sesuatu hal yang penting.
“Mereka lebih percaya pada telaah kualitatif,bermain di isu. Pendekatan kualitatif itu lebih tampak nantinya di kampanye. Yang dijual itu karakter tokoh, rekam jejak, aspek kepemimpinan, dan penguasaan isu,” ujarnya.
Hal ini berbeda jauh dengan kondisi perkembangan demokrasi di Indonesia yang masih terpaku pada popularitas hasil survei. (sam/jpnn)
JAKARTA - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, kemungkinan besar akan menggunakan jasa konsultan politik sendiri, yang berbeda dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- Parlemen Indonesia-Mesir Sepakat Dukung Kemerdekaan Palestina
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Punya Info Terbaru, Dirjen Nunuk Bergerak Urus Guru Honorer, tetapi Masih Proses
- Chandra Soroti Arah Kebijakan Amnesti 44 Ribu Narapidana Era Prabowo
- Sakti Wahyu Trenggono Masuk Kategori Menteri Terbaik Versi LPI