Jokowi: Baju Putih Itu Murah, Jas Mahal
jpnn.com, DUMAI - Calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo dan PKPI, Joko Widodo alias Jokowi mengajak warga Dumai, Riau mencoblos pasangan capres-cawapres yang mengenakan baju putih pada 17 April nanti.
“Jangan lupa, tanggal 17 April itu pakai baju putih, karena yang mau dicoblos nanti bajunya putih. Karena kita (kubu Jokowi) adalah putih, putih adalah kita,” kata Jokowi seperti keterangan pers yang diterima redaksi, Selasa (26/3).
Jokowi mengungkap hal tersebut saat kampanye terbuka di Lapangan Taman Bukit Gelanggang, Dumai.
Menurut Jokowi, dia dan Ma'ruf Amin dalam surat suara sama-sama mengenakan kemeja putih. “Kenapa pakai baju putih? Karena baju putih itu murah, semua rakyat Indonesia memiliki. Kalau pakai jas mahal…ya ndak?” ucap Jokowi.
Suami Iriana itu menjelaskan, jas merupakan budaya orang Eropa (Barat). Sementara Indonesia cukup pakai baju putih.
“Jas itu pakaian orang Eropa, pakaian orang Amerika, orang Indonesia cukup baju murah pakai baju putih seperti baju yang saya pakai,” sebut Jokowi.
(Buka dong: Ini Kampanye Terbuka atau Pamer Kemesraan di Depan Umum, Pak Jokowi?)
Dia berharap warga Dumai mengajak sebanyak mungkin orang untuk mencoblos di TPS pada 17 April 2019. Dalam kampanye itu Jokowi bersama dengan Iriana Joko Widodo, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin Erick Thohir, Wakil Ketua TKN Moeldoko hingga Gubernur Riau Syamsuar ikut serta dalam kampanye terbuka di lokasi tersebut. (*/adk/jpnn)
Jokowi berharap warga Dumai mengajak sebanyak mungkin orang untuk mencoblos di TPS pada 17 April 2019.
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila