Jokowi: Benar-Benar Tak Berperikemanusiaan

Kalau Peristiwa Itu Terkait Pilkada DKI

Jokowi: Benar-Benar Tak Berperikemanusiaan
Jokowi: Benar-Benar Tak Berperikemanusiaan
Peristiwa bertubi-tubi di Kota Solo yang dimaksudkannya diawali bentrok Ormas dengan warga Gandekan, Jebres, awal Mei lalu. Kemudian, penembakan Pos Pam 05 Gemblekan 17 Agustus 2012 dan pelemparan benda peledak di Pos Pam Gladak 18 Agustus 2012. Mengenai serentetan teror, Jokowi meminta polisi mengungkap kasus itu sampai tuntas.

Dirinya tak mau mengumbar prasangka dan menduga adanya benang merah insiden-insiden yang telah terjadi dengan pertarungannya di Pilkada DKI Jakarta, termasuk pihak-pihak yang mengambil keuntungan di balik teror di Kota Solo. Di sisi lain, kendati Solo tengah diguncang aksi teror, tapi Jokowi tidak meminta pengamanan intensif secara istimewa untuk Kota Solo. Dirinya percaya, aparat kepolisian saat ini tengah bertindak untuk mengungkap peristiwa tersebut. Terbukti, kondisi di Kota Solo tetap kondusif dan aman seperti biasa

"Saya yakin aparat kepolisian bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Yang paling penting beri waktu agar aparat menyelesaikan hal ini. Terbukti kondisi Solo tidak apa-apa, bahkan semua (aktivitas di Plasa Singosaren, red) sudah berjalan seperti biasa. Pasar Singosaren juga bukan seperti biasa," paparnya.

Lebih lanjut, Jokowi menjadwalkan akan bertemu dengan Kapolda, Kapolres dan muspida di bidang keamanan terkait kondisi keamanan di Solo. Selain itu, Jokowi akan meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengintensifkan penjagaan. Fungsi penjagaan Perlindungan Masyarakat (Linmas) di setiap kalurahan juga akan ditingkatkan. Jokowi juga menghimbau kepada masyarakat untuk tenang, bekerja seperti biasa dan selalu waspada.

SOLO - Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras adanya penembakan anggota polisi yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti, pada Kamis malam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News