Jokowi Berharap AS Tak Hapuskan GSP untuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mencabut semacam "tarif khusus" atau GSP (Generalized System Preferences) yang selama ini diberlakukan bai banyak negara, termasuk Indonesia.
Nah, saat bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, di Istana Merdeka, Jakarta pada Minggu (5/8), Presiden Ketujuh RI menyampaikan harapan supaya GSP bagi Indonesia bisa tetap diberlakukan.
"Presiden menyampaikan, harapan Indonesia tentunya fasilitas GSP tetap akan diberikan ke Indonesia. Kalau kita lihat dari barang yang ada di GSP, 53 persen adalah terkait dengan produk yang diekspor AS, terkait proses produksi yang diperlukan," kata Retno usai mendampingi Jokowi di pertemuan itu.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga mendampingi Jokowi menerima Menlu AS menegaskan pemerintah tidak mau terkesan meminta kepada AS terkait kebijakan GSP.
Pasalnya, AS juga punya perhatian pada defisit perdagangannya. Karenanya dia menyerahkan keputusan pada AS kalau memang sepakat meningatkan kerja sama dengan Indonesia.
"Kita sekali lagi tidak mau meminta (jangan dicabut), tetapi kita tunjukkan pada mereka, karena mereka juga concern dengan trade deficit. Defisit mereka lebih dari 700 miliar US dollar. Kita tunjukkan bahwa saya datang ke sana bukan hanya untuk itu (GSP). Saya tidak mau menekan mereka," terang Enggar yang baru saja kembali dari AS.(fat/jpnn)
Presiden Joko Widodo berharap tentu fasilitas GSP tetap akan diberikan ke Indonesia.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Trump & Zelenskyy Bertengkar, Prancis: Persatuan Barat Telah Hancur
- AS Anggap Tindakan Zelenskyy Mengacaukan Upaya Penyelesaian Konflik
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia
- Karambol Madinah