Jokowi, Biden, dan Elon

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jokowi, Biden, dan Elon
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdiskusi dengan pendiri Space X, Elon Musk, sekaligus meninjau pabrik yang memproduksi roket di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022) waktu setempat. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev/aa. (Handout Biro Pers Sekretariat Kepresidenan/Laily R)

Insiden ‘’Lost in Translation’’ ini mengungkapkan banyak hal. 

Tengara Ben Bland bahwa Jokowi tidak cukup kompeten dalam diplomasi internasional terkuak lagi, karena Jokowi tidak tahu bahwa ‘’secretary’’ dalam tata pemerintahan Amerika adalah ‘’menteri’’.

Dalam sistem pemerintahan Amerika yang presidensial, kepala negara dan pemerintahan dipegang oleh presiden dan pembantu presiden disebut sebagai ‘’secretary’’ yang artinya menteri. 

Dalam sistem pemerintahan parlementer Inggris dan negara-negara berbahasa Inggris, kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris. 

Pembantu perdana menteri disebut ‘’minister’’ yaitu ‘’menteri’’. 

Model Inggris disebut sebagai ‘’Westminster System’’ dan model Amerika diplesetkan sebagai ‘’Washminster’’ atau sistem Washington.

Jamuan oleh Presiden Biden di Gedung Putih juga menjadi sorotan sekalangan netizen Indonesia, karena Biden lebih asyik berbicara kepada Sultan Brunei Hasan Al-Bolkiah ketimbang dengan Jokowi. 

Seharusnya pada kesempatan itu Jokowi bisa berbincang serius dengan Biden untuk membicarakan masalah Rusia dan persiapan G-20.

Jokowi baru saja berkunjung ke Amerika. Jokowi tidak dijemput tuan rumah Presiden AS Joe Biden menjadi sorotan. Pertemuan dengan Elon Musk juga menjadi bahasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News