Jokowi dan Myanmar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jokowi dan Myanmar
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika Suu Kyi masih bebas, dia bungkam terhadap pembantaian ini.

Hal ini memantik reaksi internasional, terutama dari komunitas muslim.

Muncul seruan agar Nobel Perdamaian Suu Kyi dicabut.

Kekerasan di Myanmar menjadi problem pelik yang kompleks.

Seruan Presiden Jokowi tidak akan banyak gunanya kalau tidak disertai tindakan yang lebih konkret, misalnya mengucilkan Myanmar dari komunitas ASEAN.

Junta militer Myanmar terkenal sangat keras kepala. Seruan keras yang tidak disertai tindakan konkret akan dianggap sebagai angina lalu. (**)

Seruan Presiden Jokowi tidak akan banyak gunanya kalau tidak disertai tindakan yang lebih konkret, misalnya mengucilkan Myanmar dari komunitas ASEAN.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News