Jokowi dan Sandiaga Perang di Pasar
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno tidak heran dengan langkah dua kubu pasangan calon presiden yang bertarung di Pilpres 2019 rajin blusukan ke sejumlah pasar tradisional.
Di kubu pasangan calon presiden nomor urut 02, calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno yang terlihat rajin menyambangi pasar dalam rangkaian kampanye ke sejumlah pasar.
Sementara di kubu pasangan calon presiden nomor urut 01, calon presiden Joko Widodo mulai terlihat kembali menyambangi pasar. Sebelumnya, saat menjabat Wali Kota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta, Jokowi diketahui juga rajin blusukan ke pasar-pasar.
"Pasar merupakan segmen pemilih yang kesehariannya bertarung dengan hidup. Jika berhasil merebut simpati masyarakat terutama terkait isu-isu harga kebutuhan pokok yang ada di pasar, saya kira akan signifikan mendongkrak elektoral," ujar Adi kepada JPNN, Jumat (9/11).
Pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini lebih lanjut mengatakan, dengan terjun ke pasar, maka argumentasi terkait penguasaan isu seputar harga kebutuhan pokok masyarakat, menjadi lebih kuat.
Misalnya, saat Sandi turun ke salah satu pasar beberapa waktu lalu, menyatakan menemukan ada tempe yang ukurannya setipis kartu ATM.
Dapat dibaca Sandi ingin menunjukkan harga-harga kebutuhan pokok saat ini melambung naik. Efeknya, diperkirakan tidak baik bagi pasangan Jokowi-Amin yang merupakan pasangan petahana.
Karena itu, tak heran saat blusukan ke Pasar Anyar, Tangerang, Banten, Minggu (4/11) kemarin, Jokowi juga menyambangi pedagang tempe. Hasilnya, harga tempe yang ukurannya sangat tebal diketahui dijual hanya Rp 5 ribu/batang. Demikian juga dengan telur ayam hanya Rp 22 ribu/kilogram.
Pengamat politik Adi Prayitno menanggapi strategi kampanye Jokowi dan Sandiaga Uno yang sering blusukan ke pasar
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan
- Kecam Survei OCCRP Sudutkan Jokowi, Kader Golkar Singgung PDIP
- Akademisi Tegaskan Tuduhan OCCRP terhadap Jokowi Perlu Dibuktikan dengan Data Akurat
- Akademisi: Penilaian OCCRP soal Jokowi Tidak Ilmiah dan Bias
- Haidar Alwi Kritik Riset OCCRP yang Jadikan Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup 2024
- PSI: Publikasi OCCRP soal Jokowi Adalah Suara Barisan Sakit Hati