Jokowi Dihadapkan pada Pilihan yang Sulit

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai terdapat risiko besar jika Partai Gerindra masuk ke barisan partai pendukung Jokowi – Ma’ruf Amin. Soliditas partai pendukung Jokowi bisa terganggu jika Gerindra ikut bergabung.
"Semua ada plus dan minusnya. Diajak koalisi berisiko," kata Ujang saat dihubungi JPNN.com, Kamis (25/7).
Menurut Ujang, partai yang lebih awal mendukung Jokowi pasti tidak terima Gerindra masuk koalisi. Sinyal penolakan sudah dikirim ketika empat ketua umum partai menggelar pertemuan tertutup, Selasa (23/7) kemarin.
"Jika (Gerindra) diajak koalisi, ya, itu tadi partai-partai koalisi Jokowi sedang marah," ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
BACA JUGA: Megawati: Nah, Ini Semuanya Tolong Ditulis ya, Biar enggak Digoreng - goreng
Di sisi lain, lanjut dia, Jokowi akan mendapatkan risiko yang tidak kecil jika gagal memasukkan Gerindra ke koalisi pemerintah.
Tidak tertutup kemungkinan, kata Ujang, Jokowi dinilai publik gagal merangkul semua elemen politik untuk meminimalkan polarisasi di masyarakat setelah kontestasi Pilpres 2019.
"Risikonya bagi Jokowi, Jokowi dianggap tidak bisa mempersatukan polarisasi di masyarakat. Jika Gerindra di oposisi, maka polarisasi masyarakat akan semakin besar," ucap dia. (mg10/jpnn)
Menurut Ujang Komaruddin, Jokowi dihadapkan pada pilihan yang sulit, mengajak atau tidak Partai Gerindra ke barisan partai koalisi pendukungnya.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Temui Ketua MPR RI, Pengurus YFAAHMI Sampaikan Dukungan untuk Pemerintahan Prabowo Subianto
- YPKMI Dukung Pengangkatan Kembali Prabowo Jadi Ketum Gerindra dan Penetapan Bakal Capres 2029
- Prabowo Kembali jadi Ketum Gerindra, Puan PDIP Bilang Begini, Silakan Disimak
- Luthfi Daftar Jadi Kader Gerindra Sebelum Pilkada 2024, Baru Dikasih KTA Sabtu Kemarin
- KLB Gerindra Putuskan Prabowo Maju Capres 2029, Haryara Tambunan Merespons, Simak
- Hadiri HUT ke-17 Partai Gerindra, Bamsoet Dukung Gagasan Presiden Prabowo