Jokowi Diminta Ambil Langkah Besar Peningkatan Kualitas SDM

Jokowi Diminta Ambil Langkah Besar Peningkatan Kualitas SDM
Pembicara diskusi (kanan ke kiri): Restu Hapsari, Anton Doni, P Agung Pambudhi, Setyo Budiantoro saat Diskusi Terbatas bertema "Revisiting Visi SDM Indonesia" di Margasiswa PMKRI, Jakarta, Rabu (15/5) malam. Foto: Ist

Menurut hitungan Anton, skenario optimistik untuk mengatasi angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah melalui berbagai pelatihan profesi petani, tukang, dan ekonomi kreatif setara Paket A, B, dan C dapat mencapai Rp 177 triliun.

Anton menegaskan hal ini penting, tidak hanya untuk gagah-gagahan mengubah struktur pendidikan angkatan kerja kita, tetapi sekaligus menjadi jalan peningkatan kapasitas produktif mereka. Karena ini bukan paket pendidikan konvensional semacam Paket A, B, dan C, tetapi pelatihan produktivitas, yang diberi bobot penguatan kemampuan akademik dasar, sehingga dapat menopang kualitas kehidupan mereka.

“Tempatnya bukan di sekolah, tetapi di Balai Produktivitas di Balai Latihan Kerja dan di Balai Ekonomi Kreatif, yang dibangun di setiap kecamatan untuk tujuan tersebut," jelasnya.

Empat sasaran lain juga perlu ditangani dengan bobot yang sama. "Pengangguran sarjana ditangani dengan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan standar tinggi dan skala besar untuk mengurangi setidaknya setengah dari pengangguran sarjana yang berjumlah lebih dari 800 ribu, dengan pola inkubasi, dan ini dapat memakan anggaran puluhan trilyun juga," tutur Anton.

“Penganguran tidak boleh ditangani setengah hati seperti sekarang, dengan anggaran ecek-ecek, dengan model program yang amburadul," kata Anton yang juga pakar Manajemen Strategis ini.

Menurut Anton, tenaga kerja dengan usaha mandiri perlu ditopang dengan business development services (BDS) di setiap kabupaten. Selain itu, pendidikan ditopang dengan perpustakaan digital dan pusat belajar guru dengan fasilitas mumpuni di setiap kecamatan.

Sementara itu, Peneliti Senior Prakarsa Setyo Budiantoro mengatakan sepuluh tahun ke depan merupakan ujian ketangkasan dan kecerdasan kita dapat mengapitalisasi bonus demografi. Dan transformasi besar harus terjadi di 5 hingga 10 tahun ke depan ini.

"Transformasi yang dengan serius harus kita lakukan, menyusul sejumlah kesuksesan yang kita banggakan selama lima tahun belakangan," kata Budi, sapaan akrabnya.

Mantan Ketua PP PMKRI Anton Doni mengusulkan lima sasaran persoalan utama yang perlu ditangani dengan langkah-langkah besar yakni struktur pendidikan angkatan kerja, pengangguran, tenaga kerja informal, kualitas pendidikan, dan keadaan gizi buruk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News