Jokowi Dinilai Memperlakukan Gatot seperti Anies
jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo mempercepat pergantian panglima TNI dinilai sebagai bentuk politik tidak etis. Demikian disampaikan Ketua Progres 98, Faizal Assegaf melalui keterangan tertulis kepada RMOL, Selasa (5/12).
Menurutnya, langkah Jokowi tersebut jelas merugikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Andai hubungan Jokowi dan Gatot berjalan mesra, saya kira proses pergantian panglima TNI akan dibuat elegan, bermartabat dan tanpa tendensi," kata Faizal.
Jabatan Gatot berakhir pada bulan Maret 2018. Namun, kata Faizal, desakkan memecat Gatot terus-menerus digulirkan oleh PDIP dan kelompok kontra TNI pada Desember 2017.
"Hal itu memberi indikasi kuat bahwa Jokowi bertindak atas tekanan kekuatan terkait di lingkaran istana. Tentu akan memicu eskalasi politik jelang Pilpres 2019," kata Faizal.
Terlebih, imbuh Faizal, belakangan Istana mencurigai Gatot dekat dengan gerakan politik Islam dan merupakan jenderal titipan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta sangat loyal pada Prabowo Subianto.
Lebih memperihatinkan lagi, Gatot difitnah telah merencakan kudeta melalui penggalangan kekuatan massa Islam dalam aksi 411 dan 212 di akhir tahun 2016.
"Sangat tidak elok Jokowi memanfaatkan dinamika politik yang tidak sehat tersebut untuk mempercepat pencopotan Gatot. Suka atau tidak bakal menimbulkan problem krusial dan sudah pasti memicu prahara politik nasional," tegas Faizal.
Menurut Faizal, andai hubungan Jokowi dan Gatot berjalan mesra, proses pergantian panglima TNI pasti akan dibuat elegan
- Prabowo Terbuka Bila Jokowi Masuk Gerindra, tetapi Tak Mau Memaksa
- Jokowi Teken Pengesahan UU Kementerian Negara, Ini Perubahannya
- Jokowi Resmikan 24 Ruas Jalan dan Jembatan di Aceh, Begini Harapannya
- Soal Wacana Aksi 20 Oktober, Pengamat: Masyarakat Sebaiknya Bisa Menghargai Karya Jokowi
- Jokowi Bakal Meresmikan Istana Negara di IKN
- Dirjen IKP Sebut Hasil Survei Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Masih Tinggi