Jokowi Dinilai Mulai Tinggalkan NasDem
jpnn.com - JAKARTA – Direktur Sinergi untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, menilai pertemuan calon Presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, dengan sejumlah duta besar negara asing beberapa waktu lalu, bisa disebut sebagai pertemuan politik untuk membangun sejumlah kesepakatan.
Alasannya sangat sederhana. Karena tugas dan fungsi seorang duta besar di antaranya untuk meneropong keadaan politik (political observation) dan melakukan perundingan politik (political negotiation).
“Jadi kalau pimpinan partai politik, calon Presiden, dan para duta besar yang menjalankan fungsi politik luar negeri bagi negaranya melakukan pertemuan secara tertutup, itu kan pertemuan politik namanya,” ujar Said di Jakarta, Kamis (17/4).
Menurut Said, hal tersebut boleh-boleh saja dilakukan. Namun ketika bicara etika koalisi, pertemuan tersebut sangat tidak baik. Karena PDIP tidak melibatkan Partai NasDem yang disebut telah menjadi rekan koalisi dalam menghadapi pemilihan Presiden Juli 2014 mendatang.
“Bagi saya aneh saja kalau Partai NasDem yang sudah resmi berkoalisi dengan PDI-P mengusung Jokowi, tidak diikutsertakan. Kalau di antara parpol sudah resmi dibangun suatu koalisi, semestinya kan segala hal yang bertalian dengan pencapresan dibahas secara bersama-sama,” katanya.
Said menilai sangat tidak etis jika salah satu pihak menjalin komunikasi tertutup dengan pihak lain, tanpa melibatkan teman koalisinya. Sebab koalisi intinya keterbukaan. Dan dari keterbukaanlah muncul kepercayaan yang menjadi penentu keberhasilan koalisi.
“Pada kadar tertentu, boleh jadi Partai NasDem sebetulnya merasa tidak nyaman juga dengan pertemuan antara PDI-P, Jokowi dan pihak asing tersebut. Karena mereka kemudian menjadi tidak bisa mengetahui secara pasti apa saja yang dibicarakan. Tetapi ketidaknyamanan itu kan seperti ditelan sendiri oleh NasDem,” katanya.
Menurut Said, apa yang kemungkinan dirasakan Partai NasDem, baru akan dirasakan PDI-P apabila Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, secara diam-diam melakukan pertemuan dengan Prabowo.
JAKARTA – Direktur Sinergi untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, menilai pertemuan calon Presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo,
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan