Jokowi Effect Berkurang di Mata Investor
Ekonom DBS Indonesia Maysita Crystallin menyatakan, pergolakan politik di Indonesia sebetulnya masih tergolong baik.
Dengan jumlah pemilih yang banyak dan pemilihan wakil rakyat yang diringkas dalam sehari, Indonesia sudah bisa membawa dana asing masuk pascapemilu 17 April lalu.
Indonesia juga telah mengatur kebijakan fiskal yang prudent sebelum pemilu. Dengan demikian, investor asing menilai Indonesia mempunyai prospek pertumbuhan ekonomi yang baik, tapi tetap memerhatikan segala risiko yang ada.
’’Jika situasi agak menghangat sebelum dan pascapemilu, saya rasa itu wajar. Mudah-mudahan ke depan tidak ada dampak negatif ke perekonomian dan keamanan bisa terus terjaga,’’ kata Sita, sapaan akrab Maysita.
Menurut dia, pemerintahan ke depan bisa jadi lebih baik. Sebab, mayoritas partai di parlemen bergabung dalam koalisi yang sama dengan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal tersebut dapat membuat penyelesaian kebijakan ekonomi lebih cepat.
’’Secara teori, kalau pemerintah dan parlemen satu tujuan, in-line, reformasi ekonomi bisa lebih mudah. Sebab, pemutusan segala sesuatu bisa lebih cepat,’’ lanjut Sita.
Ke depan, pemerintahan baru harus fokus pada stabilitas ekonomi. Selain menerapkan solusi jangka pendek, perlu diterapkan solusi jangka panjang.
Yakni, mempercepat revolusi industri dan memperbanyak pengembangan energi terbarukan.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung menguat 44,25 poin atau 0,75 persen setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilu 2019.
- Menko Airlangga: Indonesia Sedang Jadi Perhatian Berbagai Negara
- Prabowo Ingatkan Masyarakat Kelas Bawah: Main Saham Seperti Judi Pasti Kalah
- Pasar Merespons Positif Penunjukan Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu
- Unggul di Survei LPMM, Kaesang-Witjaksono Dinilai Cocok Memimpin Jateng
- Rupiah Berfluktuasi, Tim Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Turun Tangan
- IHSG Kebagian Untung Atas Hasil Quick Count Prabowo-Gibran