Jokowi Harus bisa Rangkul KMP
Jangan Sampai Government Shutdown seperti Amerika
jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan maupun presiden terpilih Joko Widodo disarankan untuk bisa merangkul partai politik di Koalisi Merah Putih, yang punya kekuatan besar di parlemen. Kalau tidak dirangkul maka bisa saja nanti kejadian Governmen Shutdown seperti di Amerika Serikat terjadi di Indonesia.
"Sangat bisa (government shutdown) seperti di Amerika Serikat, hampir dapat dipastikan dapat terjadi. Misalnya, Koalisi Merah Putih tetap menyatu terus itu ancaman politik bagi Jokowi-JK di palemen," kata pengamat politik Emrus Sihombing di sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (21/9).
Ya, seperti diketahui pada Oktober 2013 Presiden AS Barack Obama memutuskan melakukan shutdown menyusul serangkaian perdebatan panjang dan manuver politik dari parlemen, Senat, dan Gedung Putih yang akhirnya gagal mencapai kata sepakat atas persoalan kebuntuan anggaran negara itu. Saat itu, Kongres Amerika gagal mencapai kata sepakat atas kelanjutan anggaran rutin pemerintah Obama. Shutdown ini merupakan yang pertama kalinya selama hampir dua dekade.
Masalah utama antara DPR di AS yang dikuasai Partai Republik dan Senat yang dikuasai Partai Demokrat (didukung Presiden Obama) adalah keinginan Republik untuk menunda penerapan Affordable Care Act yang disahkan tahun 2010.
Menurut Emrus, di Indonesia segala kebijakan pemerintah harus melalui persetujuan DPR. Sebab, sekarang DPR mempunyai kekuasaan yang luas. Berbeda dengan orde baru, DPR hanya dianggap sebagai "stempel". "Kekuasaan DPR sekarang begitu luas di Undang-undang yang dibuat oleh DPR. Jadi, hampir dipastikan terjadi deadlock di antara mereka," kata Emrus.
Karenanya, ia menyatakan, Jokowi maupun PDIP perlu untuk merangkul KMP. Namun, Emrus melihat dalam dinamika politik yang berkembang, beberapa partai politik yang tergabung di KMP dan Koalisi Indonesia Hebat diduga sudah saling melakukan pendekatan. Dia mencontohkan simbol non verbal terjadi ketika Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan menghadiri Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan, di Semarang, Jawa Tengah.
"Itu simbol non verbal. Kalau mereka menolak, tidak akan hadir (di Rakernas). Itu tidak sekedar memenuhi undang. Kalau kita membacanya sebagai lambang non verbal, membuka jalan untuk membuat dialog," kata Emrus.
Dia pun mengatakan bahwa peluang parpol tersebut, termasuk Demokrat maupun Golkar untuk bergabung dengan Jokowi, begitu besar. Dicontohkan, komunikasi akan semakin mudah karena beberapa petinggi parpol punya kedekatan dan hubungan yang sudah terjalin lama. Misalnya, tokoh PPP Hamzah Haz punya hubungan politik yang bagus dengan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP.
JAKARTA - PDI Perjuangan maupun presiden terpilih Joko Widodo disarankan untuk bisa merangkul partai politik di Koalisi Merah Putih, yang punya kekuatan
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Dipercaya Menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis
- Bulog Makassar Memastikan Stok Beras Aman Untuk 14 Bulan ke Depan
- Kunjungi Merauke, Mentrans Iftitah Sulaiman Sampaikan Pesan Prabowo untuk Papua
- Detik-Detik Mahasiswa Unej Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Gedung Kampus
- Polisi Masih Usut Penyebab Kecelakaan Maut Antara Truk dan Bus di Tol Pandaan
- Pelepasan Tukik untuk Edukasi dan Konservasi Satwa Laut