Jokowi Harus Lebih Berani Reformasi Ekonomi Indonesia

Jokowi Harus Lebih Berani Reformasi Ekonomi Indonesia
Jokowi Harus Lebih Berani Reformasi Ekonomi Indonesia
Jokowi Harus Lebih Berani Reformasi Ekonomi Indonesia Photo: Forum 4th Thee Kian Wie Lecture Series menghadirkan sejumlah ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Australian National University (ANU) dan Mantan Wakil Presiden RI Boediono. (Iffah Nur Arifah)

Ia menilai Presiden Joko Widodo di termin kedua pemerintahannya - jika ditetapkan sebagai pemenang dalam Pemilu Presiden 2019 - perlu melakukan reformasi ekonomi yang lebih besar dari yang sudah dia lakukan di era pertama pemerintahannya.

Seperti menciptakan lingkungan usaha yang baik bagi investasi dan juga kebijakan investasi asing yang lebih kompetitif.

Terkait hal itu, Hal Hill berharap Joko Widodo tidak terjebak dalam tren ekonomi global yang lebih protektif.

"Pak Jokowi tampak ambivalen menyikapi ekonomi global. Saya kira dia tidak perlu takut. Saya kira Indonesia tidak perlu takut dengan ekonomi global karena setiap kali ada globalisasi, Indonesia terbukti bisa maju lebih cepat. Karena ketika Indonesia semakin terbuka, negaranya akan menjadi lebih dinamis." katanya.

Proteksionisme vs nasionalisme

Pendapat senada juga diungkapkan Ketua ANU Indonesia Project, Dr Arianto Patunru.

Ia menilai sengitnya persaingan antara kedua kandidat dalam pilpres 2019 telah membuat isu nasionalisme ekonomi menjadi sorotan.

Ini menimbulkan tantangan baru di dalam negeri bagi pemerintahan selanjutnya, yakni menyeimbangkan antara desakan mengutamakan nasionalisme ekonomi dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News