Jokowi-JK Kuasai Jakarta
jpnn.com - JAKARTA - Jaringan Survei Indonesia (JSI) menilai pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di DKI Jakarta unggul sementara berdasar hitung cepat.
“Di DKI Jakarta pasangan Jokowi-JK sementara masih unggul,” ucap Wakil Direktur Eksekutif JSI Fajar S.Tamin saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (9/7).
Menurut Fajar, perolehan suara Jokowi-JK di ibukota sudah lebih dari 50 persen. Sementara di Jawa Tengah, pasangan Jokowi-JK mendapatkan perolehan 60,36 persen sementara pasangan Prabowo-Hatta 39,18 persen. “Hal yang mirip juga terjadi di Yogyakarta, Jokowi unggul telak,” pungkas dia.
Di Jawa Barat pasangan Prabowo-Hatta unggul 60,82 persen sementara Jokowi-JK 39,18 persen. Di Jawa Timur pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta 51,86 persen dan Jokowi-JK 48,14 persen.
“Hingga data masuk sekitar 80 persen, hitung cepat JSI menunjukkan bahwa pasangan nomor urut satu unggul tipis untuk sementara,” imbuhnya.
Seperti diketahui, lembaga survei LSN, Puskaptis, JSI dan IRC telah mengumumkan hasil quick countnya yang memenangkan Prabowo-Hatta. Sementara, lembaga survei SMRC, Litbang Kompas, RRI, dan LSI, mengatakan Pilpres 9 Juli memenangkan Jokowi-JK.
Mengapa Jokowi-JK menang versi LSI? Peneliti LSI, Ardian Sopa, mengatakan ada tiga faktor penentu kemenangan Jokowi-JK yang terjadi di detik-detik akhir menjelang pemilu presiden.
Faktor pertama yang menentukan adalah pergerakan pemilih mengambang (swing voters) yang lebih banyak memilih Jokowi-JK. Hal ini, kata dia, terlihat ketika selisih kedua pasangan semakin melebar dari 3,6 persen pada awal Juli menjadi 6,74 persen pada saat pencoblosan.
"Pada awal Juli 2014, angka swing voters masih 8 persen. Swing voters lebih banyak diambil oleh Jokowi-JK sehingga marjin kemenangan semakin membesar," kata Ardian di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (9/7).
Ardian juga mengungkapkan alasan pemilih mengambang memilih Jokowi-JK. Menurut analisis dia, pemilih mengambang, cenderung memilih capres yang memiliki pemberitaan yang positif selama tiga hari terakhir pada masa tenang.
Faktor kedua yang menentukan adalah faktor golongan putih (golput). Ardian mengatakan, capres yang menang adalah capres yang mampu meminimalisir jumlah golput di antara pemilih yang awalnya memilih dia. "Angka golput lebih banyak terjadi pada pasangan Prabowo-Hatta," ucap dia.
Faktor terakhir adalah pergerakan di masa tenang yang tak terekam oleh survei. Dia menilai, pergerakan kader, timses, relawan di masa tenang lebih banyak menambah dukungan kepada Jokowi-JK.
"Masa tenang ini masa-masa yang menentukan dalam pemilu," tandas dia. (fdi)
JAKARTA - Jaringan Survei Indonesia (JSI) menilai pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di DKI Jakarta unggul sementara berdasar hitung cepat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polda Riau Sita 30 Kg Sabu-Sabu, Irjen Iqbal Ancam Jerat Hukuman Mati Bandar Narkoba
- Bea Cukai Serahkan Barbuk Kasus Rokok Ilegal ke Kejari Kota Semarang, Ada Mobil Mewah
- Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kombes Irwan Sebut Ada Tawuran
- 18 Ketua Kadin Provinsi Ajukan Gugatan Penyelenggaraan Munaslub 2024
- KJRI Hamburg Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Di Kepemimpinan Said Saleh Alwaini, APJATI Siap Menyongsong Indonesia Emas