Jokowi-Kiai Ma'ruf dan Daya Saing Indonesia

Dalam laporan itu, peringkat daya saing Indonesia turun lima tingkat ke level 50 dibandingkan tahun lalu. Nilai indeks daya saing Indonesia tahun ini turun 0,3 poin dari 64,9 menjadi 64,6.
Ketika laporan WEF dipublikasikan, sejumlah menteri Jokowi-JK pun memberikan tanggapan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai ada kendala dari sisi SDM.
Oleh karena itu, dia menyatakan pemerintah berkomitmen memperbaiki hal itu dengan meningkatkan nominal dan efektivitas anggaran di sektor pendidikan.
Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memiliki pandangan berbeda. Dia menilai negara lain terus melakukan perbaikan sehingga mampu melompat lebih tinggi. Misalnya Vietnam yang naik dari peringkat 77 menjadi 67 atau melesat 10 tingkat.
Lantas, apa yang dapat dilakukan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf untuk memperbaiki daya saing RI ke depan?
Maksimalkan infrastruktur dan teknologi informasi
Global Competitiveness Report yang dirilis WEF mengevaluasi 12 pilar penting, mulai dari institusi hingga stabilitas makroekonomi.
“Pura babbara’ sompekku, Pura tangkisi’ golikku”. Pepatah Bugis nan mahsyur itu dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai penutup pidato usai pelantikannya sebagai kepala negara periode 2019-2024 di ruang rapat paripurna I, Gedung MPR RI/DPR RI/D
- Sejumlah Menteri Prabowo Silaturahmi ke Rumah Jokowi, Pengamat Ini Ungkap Hal Tak Lazim
- Kuasa Hukum: Ijazah Jokowi Sudah Clear & Sah Secara Hukum
- Hari Kedua Lebaran 2025, Menkop Budi Arie Kunjungi Joko Widodo
- Jokowi Mau Bikin Partai Super Tbk, Cucun PKB: Silakan Asal Sesuai UU
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Ini Alasan Rektor ISBI Bandung Melarang 'Wawancara dengan Mulyono'