Jokowi: Kita Harus Tentukan “Core” Ekonomi Indonesia!
jpnn.com - JAKARTA - Usai melakukan kunjungan kerja (kunker) dalam rangkaian menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN ke Tiongkok dan Laos, Presiden Joko Widodo punya kesan tegas dan masuk akal. Mantan Gubernur DKI ini dengan lugas membuat kesimpulan dan rencana yang khas seperti seorang CEO, Chief Executive Officer.
Mengenakan baju putih polos, Presiden Joko Widoso menyampaikan hal itu saat Rapat Kerja Kabinet Paripurna, 9 September 2016, di Istana Negara, Jakarta. Orang nomor satu itu ingin membahas hasil kunker dan kaitannya dengan perekonomian nasional saat ini. Dia betul-betul berpikir korporasi, mengelola negeri ini sebagaimana manajemen parusahaan yang serba solid, speed dan smart.
Di pengantarnya, Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa persaingan global, antarnegara saat ini sangat sengit dan terlihat semakin nyata. Semua negara berlomba-lomba merebut market investasi dan modal ke negaranya masing-masing. Ibarat perusahaan, masing-masing mempresentasikan portofolio bisnisnya, agar diminati pada investor.
"Dari rangkaian pertemuan yang kita lakukan dengan kepala-kepala Negara, kepala-kepala pemerintahan, baik di G-20 maupun ASEAN Summit, sangat kelihatan betapa sekarang ini bersaing antarnegara sangat sengit. Terjadi pertarungan antarnegara dalam perebutan kue ekonomi, baik investasi, arus uang masuk, arus modal, dan termasuk sangat sengit sekali," terang presiden diulang-ulang dengan intonasi yang sangat jelas.
Atas dasar realitas itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada jajarannya untuk menentukan arah perekonomian nasional. Menurutnya, dengan cara itulah Indonesia dapat membangun keunikan dan keunggulan Indonesia dalam bersaing dengan negara lainnya. Tugas CEO di perusahaan, adalah menentukan arah, dan mengalokasikan sumber daya. Itulah yang sedang diperankan presiden yang juga mantan walikota Solo itu.
"Kita harus menentukan apa yang akan menjadi core ekonomi kita, core business negara kita. Karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita. Kita bisa membangun deferensiasi kita. Kita bisa membangun brand negara sehingga lebih mudah kita menyelesaikan persoalan-persoalan, tanpa harus kejar-kejaran, apalagi kalah bersaing dengan negara lain?" kata Presiden Jokowi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang turut hadir dalam rapat kabinet tersebut, kemudian diberikan kesempatan oleh presiden untuk menyampaikan sejarah perekonomian negara Indonesia dari awal berdirinya Indonesia hingga kini. "Akan kita lihat, sebetulnya di mana yang harus diperbaiki, di mana yang harus kita waspadai. Saya kira akan kelihatan sekali kalau nanti sudah disampaikan," imbuh Jokowi.
Hampir seluruh anggota Kabinet Kerja hadir dalam rapat kali ini. Tampak hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan sejumlah anggota kabinet kerja lainnya.
JAKARTA - Usai melakukan kunjungan kerja (kunker) dalam rangkaian menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN ke Tiongkok dan Laos,
- Pertama di Indonesia, Asosiasi Mahasiswa China di President University Resmi Berdiri
- Tegas, Pertamina Hentikan Operasi SPBU Nakal di Yogyakarta
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Jamin Keselamatan Kerja, Penjabat Gubernur Jateng Pastikan Petugas Adhoc Dalam Pilkada Terdaftar BPJS Ketenagakerjaan
- TNI Tegaskan tak Ada Ampun Bagi Prajurit Terlibat Judi Online
- Mendes Yandri Susanto Berharap Desa Memaksimalkan Potensi Unggulan