Jokowi Marah Lagi di Depan Luhut hingga Erick, Masalah Minyak Goreng dan BBM Kenapa Ditutupi

Jokowi Marah Lagi di Depan Luhut hingga Erick, Masalah Minyak Goreng dan BBM Kenapa Ditutupi
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan kekesalannya di hadapan seluruh menteri dan kepala lembaga saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (6/4).

Jokowi melihat para menterinya lambat memberikan penjelasan terhadap masalah-masalah bahan pokok akhir-akhir ini.

"Hadir di sini anggota kabinet, menteri, kepala lembaga, agar kebijakan yang diambil itu tepat, sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita, harus memiliki sense of crisis, harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat," jelas Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (5/4) yang baru dirilis Sekretariat Presiden pada Rabu (6/4).

Jokowi mengatakan ekonomi global saat ini berada dalam ketidakpastian, termasuk Indonesia. Dia menyampaikan inflasi Amerika Serikat mencapai angka 7,9 dan Uni Eropa 7,5. Menurut Jokowi, biasanya inflasi yang terjadi di negara-negara tersebut berkisar di angka satu.

"Angka-angka seperti ini akan membawa kita, yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM. Enggak mungkin," jelas dia.

Jokowi menyampaikan jajarannya harus mengantisipasi harga ketidakpastian energi dan pangan. Terlebih, rakyat Indonesia akan melewati Lebaran.

"Jangan sampai kita ini seperti biasa dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa-apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi harga minyak goreng sudah empat bulan, tidak ada penjelasan apa-apa, kenapa ini terjadi," jelas dia.

Jokowi juga melihat para menteri yang terkait dengan energi tidak menjelaskan apa-apa mengenai kenaikan BBM.

Presiden Jokowi mengutarakan kekesalannya di hadapan seluruh menteri dan kepala lembaga. Dia minta jajarannya sensitif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News