Jokowi Masih 24 Karat Atau Sekarat?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Konsep luber dalam pemilu Orde Baru lebih tepat dilihat sebagai paradoks karena kenyataannya yang benar-benar terbalik. Pemilu Orde Baru tidak langsung, tidak umum, tidak bebas, dan tidak rahasia.
Orang Amerika boleh bangga karena hasil pemilu sudah bisa diketahui dalam lima jam. Orang Inggris boleh bangga karena hasil pemilu sudah diketahui dalam lima hari. Dua negara itu bangga disebut sebagai kampiun demokrasi.
Namun, kehebatan dua negara itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan Indonesia, karena di Indonesia hasil pemilu sudah diketahui lima tahun sebelum pelaksanaannya.
Itu joke politik Orde Baru yang beredar luas di zaman itu. Seorang profesor Singapura tetiba mengutip joke itu tanpa menyebut sumbernya. Kontan sang profesor dikecam oleh banyak orang Indonesia karena pernyataan itu dianggap melecehkan.
Kenyataan yang terjadi memang demikian. Pemilu Indonesia di zaman Orde Baru sudah bisa diketahui pemenangnya, yaitu Golkar. Selama enam kali penyelenggaraan pemilu Golkar sebagai the ruling party Orde Baru selalu menang.
Di setiap pemilu Golkar tinggal memainkan target, mau menang 70 persen, 80 persen, atau 90 persen.
Golkar adalah kendaraan politik utama rezim Orde Baru. Namun, begitu Orde Baru tumbang Golkar paling cepat menyelamatkan diri, melepas kedekatan dengan Orde Baru dan mengubah diri menjadi Partai Golkar.
Sebagian besar masyarakat Indonesia terjangkiti penyakit demensia politik yang akut, yang menyebabkan masyarakat mudah sekali lupa.
Kalimat bersayap ini menjadi ujian kadar demokrasi Jokowi. Publik akan melihat berapa karat kadar demokrasi Jokowi.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada