Jokowi Masih Menghadapi 2 Guncangan, Hal Buruk Harus Segera Diperbaiki
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menyebut ada dua tantangan berat yang dihadapi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sepanjang satu tahun Kabinet Indonesia Maju.
Tantangan pertama, pandemi Virus Corona (COVID-19) yang melanda seluruh negeri sejak Maret 2020 lalu.
"Dampaknya sangat mempengaruhi semua lini kehidupan. Semua anggaran pemerintah yang semula difokuskan untuk melanjutkan program-program unggulan Nawacita seperti infrastruktur, pendidikan dan bidang-bidang lain tergeser menjadi program-program sosial," ujar Ari kepada jpnn.com, Kamis (29/10).
Menurut dosen di Universitas Indonesia ini, pandemi Covid-19 sangat menyita perhatian pemerintah.
Fokus utama kini ditujukan untuk mencegah agar penyebaran virus paling mematikan di dunia itu dapat ditangani.
"Ketika pengaruh wabah covid-19 masih belum tertanggulangi, goyangan kedua datang dari gelombang aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law Cipta Kerja," ucapnya.
Pembimbing program doktoral di pascasarjana Universitas Padjajaran ini memprediksi, instabilitas politik dan ekonomi akan terus terjadi jika pemerintah gagal mengkomunikasikan dengan baik urgensi dan signifikannya UU Cipta Kerja.
"Saya kira juga belum bisa diberikan penilaian akhir apakah rezim Jokowi-Amin bisa melewati dua turbulensi besar ini, selama pandemi covid-19 belum menunjukkan tanda- tanda berakhir landai dan kontroversi Omnibus Law Cipta Kerja belum terurai," katanya.
Ari menyebut ada dua tantangan berat yang dihadapi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin selama satu tahun Kabinet Indonesia Maju.
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya