Jokowi Mencoba Naikkan Sentimen tapi Gagal, Ini Penjelasannya
JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada yang juga Komisaris Independen Bank Permata, Tony Prasetiantono mengatakan, kesuksesan reshuffle terhadap penguatan rupiah ada pada Darmin Nasution dan Rizal Ramli. Sebab, jabatan Kemenko Perekonomian dan Kemenko Kemaritiman memberikan efek besar pada ekonomi Indonesia.
"Itu di luar dugaan. Saya kira presiden hanya memilih sala satu di antara mereka. Itu menunjukkan Jokowi ingin jabatan pentingnya dipegang oleh orang-orang yang punya kemampuan dipercaya oleh pasar," katanya.
Khusus untuk Darmin Nasution, dia menilainya sebagai sosok yang suka terburu-buru. Sikap itu yang membuat suara sumbang muncul dengan menyentil kebijakan yang pernah dikeluarkan Darmin saat menjabat sebagai Gubernur BI. Ketika itu, dia dianggap tidak pro pasar modal karena enggan menaikkan bunga.
"
Situasinya sudah berubah. Selain bukan lagi Gubernur BI, targetnya berubah. Semoga Pak Darmin lebih aware," katanya. Dalam waktu dekat, para menteri baru harus bisa mendorong belanja APBN. Menurut Tony, itu kunci supaya pertumbuhan ekonomisa bisa mencapai kepala 5.
Kalau reshuffle itu diterima pelaku bisnis, rupiah disebutnya bisa menguat. Prediksinya, sampai akhir tahun mata uang nasional akan turun sampai dikisaran Rp 13 ribu. Kalau kinerja menteri ekonomi terus membaik, dia optimistis rupiah bisa menguat sampai Rp 12.500 di 2016.
"Tapi jangan berharap saat ini bisa langsung melesat karena ini bukan pekerjaan semalam. Yang penting, menteri baru ikut menumbuhkan harapan," jelasnya. Menteri baru perlu bekerja keras karena kondisi saat ini sangat buruk. Kalau sampai terpeleset, rupiah bisa terus tergerus bahkan mencapai Rp 14 ribuan per USD 1.
Terkait kenapa respon reshuffle belum menunjukkan hal positif, termasuk masih merahnya IHSG, disebut Tony karena reshuffle di bawah ekspektasi. Devaluasi Yuan memang disebutnya bikin nervous. Tapi, efek yang terjadi harusnya tidak selama sekarang.
"Pasar punya ekspektasi terhadap reshuffle. Mereka merasa ada menteri lain yang layak diganti, tapi masih aman," tuturnya.
Dia yakin, tidak lama lagi pasar mulai merespon positif reshuffle sehingga terjadi rebound. Peluang itu cukup besar karena Tony menilai ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk.
"Ini faktor sentimen. Presiden Jokowi mencoba untuk menaikkan sentimen, tapi tidak berhasil karena pasar menuntut lebih banyak (menteri yang diganti) lagi," tandasnya. (dee/ken/dim/wir/ gen)
JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada yang juga Komisaris Independen Bank Permata, Tony Prasetiantono mengatakan, kesuksesan reshuffle terhadap
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tomo Bridgestone Area Jawa Barat Luncurkan Program Promo Akhir Tahun 2024
- Bea Cukai Bersama BPOM & Asperindo Gelar FGD Bahas Pengawasan Impor Obat dan Makanan
- Penyeragaman Kemasan Rokok Dinilai Melanggar UU HAKI
- Makin Prima, Kapal Gamsunoro dan Bersiap Menuju Terusan Panama
- Bersama 3 Menteri, Dirut BTN Bahas Solusi Pencapaian Program 3 Juta Rumah
- Produk FKS Food Sejahtera Laris Manis di CMSE 2024