Jokowi Mengaku tak Akan Jadi Boneka Megawati
jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah dirinya akan diperlakukan seperti boneka oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Meski begitu, Jokowi mengaku tak khawatir kalau terus diserang. Karena menurutnya, ejekan sudah sering ia alami sejak ikut dalam pilkada kotamadya Solo.
"Pilkada pertama di Solo. Pilkada kedua di Solo. Pilgub pertama, putaran pertama di Jakarta. Putaran kedua di Jakarta. Jadi kalau dicemooh sudah sangat biasa. Diejek-ejek sudah sangat biasa. Saya nggak akan menanggapi hal-hal sepeti itu," ujarnya saat ditemui di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (18/3).
Jokowi menambahkan, yang terpenting sekarang masyarakat sudah bisa memilih dengan mata terbuka. Tidak akan mudah terhasut dengan isu murahan seperti ini.
"Masyarakat sekarang tidak bodoh, masyarakat sekarang ini sudah pintar, pasti sudah bisa memilah," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir Jokowi. Capres Partai Gerindra ini mengingatkan perlunya rakyat memilih secara cermat pemimpin Indonesia ke depan.
"Pilihannya hanya dua. Dipimpin kurawa atau pandawa. Dipimpin orang bersih atau koruptor. Banyak pemimpin saat ini hanya memikirkan cara untuk membohongi rakyat, bukan cara untuk menyejahterakan rakyat. Mereka ingin Indonesia dipimpin boneka, karena mereka ingin Indonesia miskin dan menjadi budak di negerinya sendiri," tegas Prabowo dalam pidato politik saat kampanye di Lapangan Masaran, Sragen, Jateng, Minggu (16/3). (rmo/jpnn)
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah dirinya akan diperlakukan seperti boneka oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bonnie: Sensor Karya di Lukisan Yos Suprapto Bisa jadi Preseden Buruk Pemerintahan Prabowo
- Warga Kepri yang Mudik Nataru Diminta Titipkan Rumah ke Polisi
- Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Indonesia Emas
- Pastikan Kelancaran Distribusi Energi, Tim Pertamina Patra Niaga Bekerja 24 Jam
- Bantah Koridor 1 Transjakarta Dihapus, Dishub DKI: Hanya Diubah
- Sidang Korupsi Timah: Suparta Diberi Pidana Tambahan, Penasihat Hukum Minta Dipertimbangkan