Jokowi Minta Penurunan Angka Stunting di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan stunting atau gagal tumbuh merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia.
Termasuk ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Anak stunted, lanjut Presiden, tidak hanya secara fisik tumbuh pendek atau kerdil untuk usianya, tapi juga mengganggu perkembangan otaknya.
Bahkan juga akan memengaruhi daya serap dan prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas di usia-usia yang produktif.
Untuk itu, Presiden Jokowi menekankan, bahwa upaya penurunan angka stunting adalah kerja bersama yang harus melibatkan semua elemen masyarakat.
“Terutama ibu-ibu PKK dan juga perlu pengaktifan kembali secara maksimal fungsi-fungsi Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di kampung, di desa-desa,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas Tentang Penurunan Stunting, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/4) siang.
Presiden meminta supaya dibuatkan rencana aksi yang lebih terpadu, terintegrasi yang mempunyai dampak yang konkret di lapangan.
Bisa dimulai dari intervensi pada pola makan, pada pola asuh, dan juga yang berkaitan dengan sanitasi.
Menurut Presiden Jokowi stunting juga mengganggu perkembangan otaknya anak Indonesia.
- Konsumsi Sayuran Meningkat Berkat Peran Perempuan Pegiat Urban Farming
- Gubernur Sumsel Bersama Kepala BKKBN Salurkan MBG untuk Ibu Hamil di Palembang
- Sejumlah Menteri Prabowo Silaturahmi ke Rumah Jokowi, Pengamat Ini Ungkap Hal Tak Lazim
- Si Melon PIK2 Bantu Warga Teluknaga Melawan Stunting
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet untuk Atasi Stunting