Jokowi Minta Penurunan Angka Stunting di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan stunting atau gagal tumbuh merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia.
Termasuk ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Anak stunted, lanjut Presiden, tidak hanya secara fisik tumbuh pendek atau kerdil untuk usianya, tapi juga mengganggu perkembangan otaknya.
Bahkan juga akan memengaruhi daya serap dan prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas di usia-usia yang produktif.
Untuk itu, Presiden Jokowi menekankan, bahwa upaya penurunan angka stunting adalah kerja bersama yang harus melibatkan semua elemen masyarakat.
“Terutama ibu-ibu PKK dan juga perlu pengaktifan kembali secara maksimal fungsi-fungsi Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di kampung, di desa-desa,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas Tentang Penurunan Stunting, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/4) siang.
Presiden meminta supaya dibuatkan rencana aksi yang lebih terpadu, terintegrasi yang mempunyai dampak yang konkret di lapangan.
Bisa dimulai dari intervensi pada pola makan, pada pola asuh, dan juga yang berkaitan dengan sanitasi.
Menurut Presiden Jokowi stunting juga mengganggu perkembangan otaknya anak Indonesia.
- Kebun Gizi, Solusi Berkelanjutan Atasi Stunting di Morowali Utara
- Dorong Solusi Nutrisi & Kesehatan, Danone SN Hasilkan 50 Riset Sepanjang 2024
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M
- Salurkan 32.000 Telur untuk Ratusan Anak Terindikasi Stunting
- Menteri Kependudukan Petakan Daerah dengan Keluarga Berisiko Stunting
- JICT Bikin Terobosan Menekan Angka Stunting di Jakarta Utara