Jokowi Natural, Anies Baswedan Pencitraan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti menyadari setiap pemimpin dibangun berdasarkan pencitraan. Hal ini disampaikan Ray saat menghadiri diskusi Leadership Outlook 2020: Potret Kinerja Pemimpin Potensial yang diselenggarakan KAHMI Institute.
Dalam diskusi itu, KAHMI Institute menampilkan lima pemimpin potensial. Mereka adalah Kasad Jenderal Andika Perkasa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Presiden Joko Widodo, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit dan Wagub Jawa Timur Emil Dardak.
Menurut Ray, di antara lima orang itu hanya Presiden Jokowi yang paling natural. Sebab, karier politik yang dibangun Jokowi mulai dari dasar.
"Jokowi lebih natural. Dari Solo, DKI Jakarta, terus naik presiden," kata Ray dalam diskusi tersebut di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (31/12).
Sementara Anies, lanjut Ray, berangkat secara instan karena momentum kesalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Saat Pilgub DKI 2017, Ahok menuai polemik karena membahas Almaidah 51. Di saat itu, Anies menggunakan hal tersebut untuk mencitrakan dirinya.
"Karena survei-survei sebelumnya menempatkan Anies di urutan nomor tiga di bawah AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Namun, karena Almaidah itu, dan debat kandidat, Anies naik mengalahkan AHY," jelas dia.
Dalam diskusi ini, hadir juga Juru Bicara FPI Munarman, Anggota Komisi II DPR RI Kamrussamad dan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan. (tan/jpnn)
KAHMI Institute menampilkan 5 pemimpin potensial yakni Jokowi, Anies Baswedan, Emil Dardak, Andika Perkasa dan Listyo Sigit.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Jelang Pencoblosan Pilgub Jateng, Andika-Hendi Serahkan Kepada Masyarakat
- Berpesan ke Pendukungnya, Anies: Jangan Berubah Hanya karena Ada Pembagian, Hati-Hati
- Anies Optimistis Pramono-Rano Meraih Kemenangan di Pilkada Jakarta
- Anies Dukung Pramono-Rano, Tokoh Betawi Yakin Anak Abah Tak Mengikuti
- Andika-Hendi Bicara Akses Kesehatan Gratis bagi Warga Jateng
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng