Jokowi, Pak Harto, dan ASEAN

Indonesia tetap menjadi anggota penting, tetapi tidak lagi bisa mengambil peran menentukan seperti zaman Pak Harto.
Saat ini ASEAN memiliki 10 anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang bergabung pada 8 Agustus 1967. Brunei Darussalam menyusul bergabung dengan ASEAN pada 8 Januari 1984, sedangkan Vietnam masuk pada 28 Juli 1995, lalu Laos dan Myanmar (1997), dan Kamboja (1999).
Kasus Myanmar menjadi kerikil dalam sepatu di ASEAN yang belum bisa diselesaikan secara tuntas. Kasus pembunuhan terhadap etnis Rohingya pada 2017 yang menewaskan sekitar 7.000 etnis muslim Rohingya adalah tindakan ’ethnic cleansing’ atay pembersihan etnis oleh rezim militer Myanmar.
Pemberangusan gerakan demokrasi di bawah Aung San Suu Kyi masih tetap terjadi sampai sekarang. Junta militer Myanmar memenjarakan Suu Kyi dan ribuan aktivis demokrasi dan mengejar ribuan lainnya yang bersembunyi.
Isu hubungan dengan China juga sudah berubah. Dahulu Pak Harto menjaga jarak dari China untuk mengantisipasi pengaruh komunisme ke Indonesia.
Sekarang, Indonesia mempunyai hubungan yang mesra dengan China dan menjadikannya sebagai patron utama perkembangan ekonomi.
Tidak adanya orang kuat sekelas Pak Harto membuat masalah Myanmar berkepanjangan tanpa solusi. Hubungan dengan China juga akan menjadi isu sensitif.
Indonesia tidak bisa menutup mata atas masalah Myanmar. Tanpa stabilitas politik di kawasan ASEAN, roh ASEAN yang dibangun Pak Harto dan kawan-kawan akan hilang.(***)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Pak Harto berada di garis terdepan memimpin negara-negara anggota ASEAN untuk menahan laju komunisme di Asia Tenggara. Sekarang situasinya berubah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PSI Dorong Megawati Menemui Jokowi, Ferdinand: Akalnya di Mana
- Dorong Megawati Ketemu Jokowi & SBY, PSI Dianggap Ganjen
- Setelah Bersua Prabowo, Sebaiknya Megawati Juga Bertemu SBY dan Jokowi
- Kalimat Jokowi Merespons Pertemuan Prabowo-Megawati
- Begini Tanggapan Jokowi Soal Pertemuan Prabowo & Megawati
- Prabowo & Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Tarif Impor Donald Trump