Jokowi Penasaran, Petani Riau Bergelar Profesor Doktor

Jokowi Penasaran, Petani Riau Bergelar Profesor Doktor
Petani sekaligus dosen UIN Suska Riau, Prof DR Akhmad Mujahidin (pakai peci) sedang berdialog dengan Presiden Jokowi, di acara pembukaan ASAFF 2018, di Istana Negara, Kamis (28/6). Foto: Biro Pers Istana

Setelah berbuah nanti setiap batangnya bisa menghasilkan sekitar 75 kg sekali panen. Itu sesuai dengan contoh yang ada di tempat konsultannya di Pekanbaru.

"Berarti (75 kg) dikali 200 (batang-red)?" Presiden kembali bertanya.

Pertanyaan itu dijawab enteng oleh Mujahidin. "Dikalikan saja Pak," katanya dengan nada memerintah, dan tanpa beban.

Seisi ruangan kembali terbahak. Presiden Ketujuh RI pun meliriknya sambil tertawa.

Mantan gubernur DKI itu lantas mengira-ngira bahwa dalam satu hektare kebun lengkeng itu bisa menghasilkan 15 ton sekali panen.

Mujahdin kemudian menyebut pada saat ini harga per kilogramnya Rp 35 ribu dipetik di pohonnnya.

"Sekarang lengkeng dipetik di pohon 35 ribu Pak, per kilogram. Makanya menanam lengkeng lebih produktif dibandingkan sawit sekalipun," jelas Mujahidin.

"Coba dihitung lagi. Tadi satu kilogram 35 ribu, satu ton, dikali seribu berarti 35 juta. 35 juta, satu hektare, kali tujuh setengah hektare," tutur mantan wali kota Surakarta itu.

Jika dihitung dengan harga Rp 35 ribu/kg, untuk 1 hektare kebun yang menghasilkan 15 ton sekali panen, uangnya mencapai Rp 525 juta.

Presiden Joko Widodo membuka Asian Agriculture & Food Forum Tahun 2018 di Istana Negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News