Jokowi Pendiri Jamuro

Jokowi Pendiri Jamuro
Khofifah Indar Parawansa Foto: Ricardo/JPNN.Com

Bukankah ketika Pak Jokowi mengubah Waduk Pluit dari tadinya bersampah-sampah menjadi amal sosial? Lantas ketika beliau menata PKL itu juga amal sosial. Bukankah menata pasar yang tadinya kumuh lantas menjadi layak dan ber-AC itu juga kesalehan sosial? Jadi banyak hal yang mungkin bisa kita ukur dari kesolehan sosial seseorang.

Soal Obor Rakyat, mengapa nahdliyin diserbu Obor Rakyat?
Itu Obor Rakyat kita enggak bisa nandingin oplahnya. Ada temen saya di Kediri kemarin bilang pesantrennya dapat satu kiriman mobill boks, jadi dia bilang itu bisa sampai dipakai tidur dan kalau ditumpuk bisa jadi bed, karena saking banyaknya kiriman.

Teman saya di Mojokerto juga cerita. Saya kan selama ini enggak pernah nyangka ngirimnya sampai ribuan. Teman saya yang pengasuh pesantern di Mojokerto itu sekali episode dapatnya sampai 3 ribu. Bayangkan itu diturunkan semobil boks, jadi bayangkan saja itu berapa juta eksemplar disiapkan, itu dari sisi oplahnya aja udah enggak masuk akal.

Kontennya berisi fitnah, jadi disayangkan antara pihak yang disosialisasikan pendidikan karakter dengan apa yang dilakukan, itu jomplang banget. Kalau di sekolah diajarkan pendidikan karakter ternyata enggak cukup adil ketika harus berkompetisi, jadi enggak berimbang. Artinya, politik ini juga menjadi tidak berkarakter. Kalaupun berkarakter itu jadinya karakter preman. Kenapa harus menghalalkan segala cara untuk itu, vulgar banget masuk sampai ke areal-areal yang mengandung sensitivitas yang luar biasa, yaitu soal agama.

Bagaimana peran anda membujuk nahdliyin di Jatim demi Jokowi-JK?
Sebetulnya secara logika gampang sekali, karena Pak JK itu bapaknya (Haji Kalla, red) pendiri NU Sulawesi Selatan. Pak JK sendiri pengurus NU dari dulu, jadi bukan jadi pengurus NU ketika mau jadi wapres atau cawapres, tapi dari dulu memang pengurus NU.

Kemudian amal sosial di NU juga luar biasa. Bapaknya Pak JK ketika itu wakaf Universitas Islam Makassar, dulu namanya Universitas Al-Ghazali. Ketika beliau mau wafat, beliau ke kantor rektorat dan berpesan, 'kalian boleh rehab apa-apa, tapi kalian harus pasang ini', yaitu itu logo NU.

Itu seorang Pak Haji Kalla, Pak JK juga seorang filantropis bagi NU di pusat maupun bagi badan otonominya NU. Jadi banyak hal yang menjadikan masyarakat warga NU mudah membangun kedekatan, maka secara logika frame ketemunya di banyak elemen untuk menjadi rasionalisasi dukungan pada Pak JK.

Apa pandangan Anda soal kapasitas Jokowi maupun JK?
Kalau Pak Jokowi itu kan succes story-nya sebagai wali kota cukup banyak, sebagai gubernur juga sangat mudah diukur. Pak JK saya rasa punya sejarah cukup penting bagi perjalanan rekonsiliasi, apakah di Poso, di Ambon, Aceh. Tidak mudah juga mencari sosok rekonsiliator seperti Pak JK. Jadi selain persoalan manajemen birokrasi pemerintahan yang sudah mereka lakukan sudah teruji dan terbukti.

KHOFIFAH Indar Parawansa menyandang status baru di tengah-tengah hiruk-pikuk politik jelang pemilu presiden (pilpres) saat ini. Mantan kandidat gubernur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News