Jokowi Sebut Ibunya dari Daerah Dekat Singopuron
jpnn.com - JAKARTA -- Beragam serangan kampanye hitam dilancarkan kepada calon presiden PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI, Joko Widodo. Mulai dari asal usul keluarga, agama, rencana kebijakan kalau menjadi presiden, dan beragam bentuk fitnah lain. Tak pelak, Jokowi pun dengan tegas menepis semua tudingan itu.
"Isu di bawah yang aneh-aneh banyak sekali," tegas Jokowi saat berpidato di acara Silaturahmi Nasional Alim Ulama Partai Kebangkitan Bangsa untuk Pemenangan Jokowi - JK, di Jakarta, Selasa (3/6).
Jokowi menepis tudingan pihak-pihak yang meragukan keislamannya. Ia menegaskan, bersama istri sudah melaksanakan ibadah haji pada 2013. "Setelah itu umroh, umroh, umroh," kata Jokowi lagi.
Kedua, Jokowi pun membantah tudingan ayahnya yang disebut berasal dari Singapura.
"Kedua mengenai bapak saya. Karena yang ditabloid Obor itu beredar di mana-mana di situ disampaikan bapak saya Singapura. Bapak saya wong ndeso, orang desa," kata Jokowi yang membuat para ulama tertawa.
Ia menjelaskan ayahnya berasal dari Desa Kragen, Gondangrejo, Karanganyar. Ibunya berasal dari Desa Gumukrejo, Kecamatan Ngemplak, Boyolali.
"Dari nama (desa) sudah jelas kan? Kok Singapura?" kata Jokowi yang membuat tertawa ulama lagi.
Dia pun menyatakan memang Ngemplak itu dekat dengan suatu daerah yang bernama Singopuron. Karenanya, Jokowi menyatakan, mungkin itu juga yang dimaksud orang yang memfitnah itu Singapura.
JAKARTA -- Beragam serangan kampanye hitam dilancarkan kepada calon presiden PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI, Joko Widodo. Mulai dari asal usul
- Arogansi Ivan Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Berujung Bui, Ini Pelajaran!
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas untuk Hadapi Kecurangan & Penyimpangan
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas dan Pengelolaan Risiko Demi Cegah Kecurangan
- Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Punya Kedekatan dengan Aparat? Kombes Dirmanto: Jangan Digiring
- 59 Menteri & Wamen Kabinet Merah Putih Sudah Lapor LHKPN
- Menyerang Brimob, Jaksa Agung Sedang Cuci Tangan di Kasus Timah dan Tom Lembong?