Jokowi Tempuh Bahaya demi Perdamaian Rusia-Ukraina, Dino: Tidak Cukup!
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menempuh risiko yang sangat besar dengan mengunjungi Ukraina saat militer Rusia masih intens membombardir negara tersebut. Namun, pengorbanan itu dinilai tidak sepadan dengan hasil yang didapat.
Pengamat hubungan internasional Dino Patti Djalal mengatakan upaya Presiden Joko Widodo untuk menjadi juru damai antara Ukraina dan Rusia tidak akan efektif jika dilakukan dalam satu kali kunjungan ke kedua negara tersebut.
Untuk itu, dia mengingatkan Jokowi untuk melakukan langkah lanjutan setelah mengunjungi kedua negara agar perdamaian bisa tercapai.
“Setelah kembali dari Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi perlu berkomunikasi dengan Sekjen PBB, Presiden Turki, Presiden Biden, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping, maupun European Council Von Leyen," kata Dino, Kamis (30/6).
Selain itu, Jokowi juga dinilai perlu menulis surat kepada seluruh pimpinan ASEAN untuk memberikan briefing mengenai hasil kunjungan.
"Ini pasti akan diapresiasi para pemimpin Asia Tenggara,” tambah Dino.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu mengatakan Indonesia perlu memikirkan peran sebagai juru damai ini akan dilakukan satu kali atau berkelanjutan.
Jika peran tersebut menjadi upaya berkelanjutan, kata Dino, Jokowi harus menunjuk seseorang yang ditugaskan untuk fokus mengurus hal ini.
Dino Patti Djalal mengatakan upaya Presiden Joko Widodo untuk menjadi juru damai Ukraina dan Rusia tidak cukup
- ISeaM Desak Jokowi Bertanggung Jawab Atas Keppres PSN PIK 2
- Anak Pungut
- Benarkah Prabowo Melanjutkan Program Jokowi? Nih Jawabannya
- Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Memecah Dominasi Jokowi
- Analisis Pengamat soal Pertemuan Megawati-Prabowo, Silakan Disimak
- Prabowo Meresmikan 26 Pembangkit Listrik, 11 Transmisi & Gardu Induk, Targetkan Swasembada Energi