Jokowi Terlalu Kuat, Berpotensi jadi Calon Tunggal
jpnn.com, JAKARTA - ENTAH serius atau bercanda, Jokowi mulai memberikan bocoran mengenai nama-nama kandidat cawapres yang ada di kantongnya. Empat di antara lima nama itu sudah tertebak.
Mereka adalah Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi, dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
Tinggal satu nama di kantong Jokowi yang misterius. Nama Muhaimin disebut saat Jokowi mengajak Muhaimin meresmikan venue Asian Games di Palembang. Tiga nama lainnya muncul saat mereka mendampingi Jokowi memberikan kuliah umum di Akademi Bela Negara (ABN) Nasdem di kawasan Pancoran, Jakarta. Ketika ditanya wartawan apakah nama tiga tokoh yang diajak itu masuk kantong, Jokowi mengiyakan. ”Masuk, masuk kantong,” kata Jokowi.
Mantan wali kota Solo itu mengatakan memiliki banyak kantong sehingga memungkinkan adanya banyak nama. ”Harus dimengerti ya. Kantong saya itu nggak cuma satu. Kantong luar ada, kantong dalam ada. Kantong celana ada kanan dan kiri. Masih ada kantong belakang juga,” imbuhnya.
Muhaimin semakin menggebu-gebu setelah namanya disebut Jokowi. Berbeda dengan Mahfud MD yang masih malu-malu. Ketika ditanya soal kesiapannya menjadi cawapres Jokowi, Mahfud juga enggan berkomentar. ”Nanti jawabannya ke Pak Jokowi aja lah,” kata guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) itu.
TGB juga menanggapi santai pernyataan Jokowi yang menyebut namanya menjadi satu sosok yang digodok. Menurut dia, itu sepenuhnya hak prerogatif presiden. ”Semua yang baik disyukuri saja, semua yang baik disyukuri,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menebak cawapres yang akan dipilih Jokowi cenderung berlatar belakang santri. ”Isu yang paling besar menerpa Pak Jokowi adalah SARA. Isu ekonomi ada, tapi ujungnya juga mengarah ke SARA. Selain santri yang mampu menangkal, yang punya peluang adalah tentara,” kata Qodari.
Kriteria terakhir, lanjut Qodari, cawapres Jokowi harus bisa diterima Megawati Soekarnoputri. ”Kalau Bu Mega gak setuju, saya kira sulit. Jadi, bisa dilihat mana yang peluangnya besar,” ujarnya.
Jokowi masih terlalu kuat untuk maju sebagai capres, sehingga mulai muncul kkhawatiran Pilpres 2019 sang petahana tak punya lawan aliascalon tunggal.
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel
- Deddy Tidak Membantah Upaya Jokowi Mau Mengobok-Obok PDIP Mengganti Hasto
- Jokowi Wariskan Masalah Birokrasi, Prabowo Harus Bertindak Lebih Berani