Jokowi Turunkan Harga Tes PCR, Ahli Epidemiolog: Masih Kemahalan
jpnn.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Pandu Riono menilai harga tes usab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini masih dianggap mahal.
Menurut dia harga tersebut masih bisa ditekan lagi hingga menyentuh harga Rp 300 ribu.
"Masih mahal itu. Kalau bisa ditekan lagi mencapai Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu," kata Pandu saat dihubungi, Senin (16/8).
Pandu menambahkan, penurunan harga tersebut sebenarnya bisa ditekan lagi. Mengingat alat tes PCR itu saat ini sudah diproduksi di dalam negeri.
Selain alat tes usap PCR, Pandu juga menyoroti harga tes antigen yang seharinya bisa dibanderol di bawah Rp 100 ribu.
“Seharusnya Rp 70 ribu atau Rp 75 ribu, ya, di bawah Rp 100 ribuan, kalau bisa lebih rendah lagi, lah,” tegas dia.
Menurut akademisi Universitas Indonesia itu, harga tes usap PCR yang beredar selama ini terlalu mahal.
Dia merasa tidak heran bila bisnis testing Covid-19 menjamur di mana-mana.
Presiden Jokowi telah menurunkan harga tes usap PCR, namun ahli epidemiolog menilai harga yang ditetapkan masih mahal.
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila