Jokowi Tutup Peluang Partai Lain Bergabung

jpnn.com - JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo langsung menutup peluang partai politik rival yang ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat. Kesempatan yang pernah ditawarkan pihaknya kepada partai lain dinyatakan sudah kedaluwarsa.
Sebelumnya, ada dua partai yang disebut-sebut ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pernyataan Jokowi itu ditegaskannya saat menjawab pertanyaan wartawan soal KMP yang berhasil menempatkan kadernya di lima pimpinan DPR lewat paripurna Kamis (2/10) dini hari.
"Pintu koalisi hari ini (kemarin) saya tutup. Tutup dulu biar nggak capek, besok-besok dibuka lagi," ujar dia kepada wartawan di balai kota, kemarin.
Jokowi mengatakan akan memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mematangkan sistem pemerintahannya, sebelum resmi dilantik sebagai presiden 20 Oktober mendatang.
Sebab, dalam beberapa hari terakhir pikirannya terfokus pada persoalan koalisi partai. Baik daro partai yang sudah bergabung sejak awal, maupun soal adanya partai yang tertarik untuk bergabung.
Dia pun mengaku tidak kecewa jika tidak ada partai lagi yang bergabung dengan koalisi Indonesia Hebat. "Saya nggak sakit hati. Saya juga tidak kecewa, nanti liver," kata dia.
Selain itu, dia tidak khawatir jika koalisi masih tetap seperti sekarang. Yaitu terbatas pada PDIP, NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI. Mantan walikota Solo itu tetap optimistis dapat menjalankan roda pemerintahan, meski lawan politik akan menjegalnya.
JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo langsung menutup peluang partai politik rival yang ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat. Kesempatan
- Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas PAI Dirapel, Bukan Hanya PNS & PPPK
- Guru PPPK Bulan Ini Mengantongi Rp20 Juta ya? Oh, Nikmatnya
- Mudik 2025, Tol Semarang ABC Siap Terapkan One Way Lokal Kalikangkung-Bawen
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Tanggapi RUU KUHAP, Gayus Lumbuun: Polisi Sebaiknya Tetap Jadi Penyidik