Jokowi Utamakan Diplomasi, Bukan Perang
jpnn.com - JAKARTA -- Capres Joko Widodo menegaskan bahwa akan mengedepankan diplomasi Goverment to Goverment (G to G) atau pemerintah dengan pemerintah, jika terjadi benturan dengan negara luar.
Dia kembali mengulang bahwa ada tiga pola diplomasi luar negeri yang diutamakan. Yakni, G to G, pelaku bisnis dengan bisnis (B to B) dan people to people (P to P) atau masyarakat dengan masyarakat di dua negara.
"Jika ada benturan atau dinamika dengan negara lain misalnya tapal batas, tentunya diutamakan diplomasi G to G. Dengan cara itu tapal batas baik darat dan laut akan diselesaikan," kata Jokowi di debat capres bertajuk "Politik Luar Negeri dan Ketahanan Nasional", di Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6) malam.
Menurutnya, menyelesaikan masalah yang terjadi dengan negara lain tidak akan selesai dengan perang. Jalan keluar lain harus dicari. Yakni diplomasi G to G. "Kalau mentok dibawa ke Mahkamah Internasional," katanya.
Namun, ia menambahkan, bahwa diplomasi harus dikerjakan seintensif mungkin dan sebisa-bisanya. Sehingga apa yang menjadi kepentingan nasional, kepentingan rakyat, kepentingan ketahanan nasional tidak terganggu karena benturan dan dinamika dengan negara lain.
Karenanya, Jokowi memandang, diplomat yang andal juga harus dikirim ke luar negeri untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
"Semua kita lakukan diplomasi, tanpa berpikiran kita ingin mengedepankan lewat senjata atau leawat perang," tegasnya. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Capres Joko Widodo menegaskan bahwa akan mengedepankan diplomasi Goverment to Goverment (G to G) atau pemerintah dengan pemerintah, jika
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polri Disarankan Rekrut Polisi Ahli IT Untuk Hadapi Tantangan Kemajuan Teknologi
- Menko Polkam Minta Masyarakat Tak Khawatir dengan Kenaikan PPN 12 Persen
- Kinerja Polri 2024 di Bawah Listyo Sigit Presisi, Menuju Indonesia Emas di Tengah Netizen Cemas
- Kapolda Papua: 27 Anggota KKB Tewas Selama 2024
- Bencana di Sukabumi Pengaruhi Jumlah Wisatawan Saat Nataru
- Anggap Muslim di Indonesia Paling Beruntung, Kepala BPIP Sebut Setiap WNI Terlahir jadi Capres