Jonru Ginting, Tularkan Kemampuan Menulis Melalui Sekolah Menulis Online
Frustrasi Jadi Orang Kantoran, Telurkan Puluhan Penulis Buku
Jumat, 11 November 2011 – 08:38 WIB

Jonru Ginting, pendiri sekolah menulis online pertama di Indonesia. Foto; Priyo Handoko/Jawa Pos
Menginjak 2007, Jonru semakin malas bekerja. Bukan gaji yang menjadi persoalan. Jonru pada dasarnya tidak suka bekerja untuk orang lain. Selain itu, pekerjaan sebagai content editor terasa monoton. "Kebanyakan tinggal copy paste artikel yang terkait perusahaan dan memasangnya di portal. Kalaupun ada tulisan sendiri, hanya sesekali. Keterampilan menjadi tidak optimal. Tidak ada tantangan," ceritanya.
Kinerja Jonru di perusahaan menurun drastis. Bahkan, dia sudah menerima surat peringatan dua kali. "Kalau tetap bertahan, paling September 2007 sudah di PHK. Nah, daripada di PHK, lebih baik keluar," ujarnya, lantas tersenyum kecut. Keberanian Jonru meninggalkan pekerjaannya semakin termotivasi setelah dia mendapat tawaran dari seorang rekannya untuk menggarap proyek pembuatan website Departemen Agama.
Merasa fee yang ditawarkan terbilang lumayan besar, Jonru memutuskan keluar dari perusahaannya. Hari bersejarah itu adalah 19 Maret 2007. Tapi, malang buat Jonru. Proyek yang dijanjikan tak kunjung konkret. Sementara website penulislepas.com belum memberinya income yang signifikan.
Selama tujuh tahun berdiri baru sekali ada yang memasang iklan. Harganya pun hanya Rp 500 ribu. Oleh Jonru, uang itu lantas dibagikan ke sejumlah penulis yang rutin mengirimkan tulisan ke website.
Ide mendirikan sekolah menulis online ditemukan Jonru dalam situasi terpepet. Embrionya adalah website penulislepas.com yang selama enam tahun hanya
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu