Jonru Ginting, Tularkan Kemampuan Menulis Melalui Sekolah Menulis Online

Frustrasi Jadi Orang Kantoran, Telurkan Puluhan Penulis Buku

Jonru Ginting, Tularkan Kemampuan Menulis Melalui Sekolah Menulis Online
Jonru Ginting, pendiri sekolah menulis online pertama di Indonesia. Foto; Priyo Handoko/Jawa Pos
 

Menginjak 2007, Jonru semakin malas bekerja. Bukan gaji yang menjadi persoalan. Jonru pada dasarnya tidak suka bekerja untuk orang lain. Selain itu, pekerjaan sebagai content editor terasa monoton. "Kebanyakan tinggal copy paste artikel yang terkait perusahaan dan memasangnya di portal. Kalaupun ada tulisan sendiri, hanya sesekali. Keterampilan menjadi tidak optimal. Tidak ada tantangan," ceritanya.

 

Kinerja Jonru di perusahaan menurun drastis. Bahkan, dia sudah menerima surat peringatan dua kali. "Kalau tetap bertahan, paling September 2007 sudah di PHK. Nah, daripada di PHK, lebih baik keluar," ujarnya, lantas tersenyum kecut. Keberanian Jonru meninggalkan pekerjaannya semakin termotivasi setelah dia mendapat tawaran dari seorang rekannya untuk menggarap proyek pembuatan website Departemen Agama.

 

Merasa fee yang ditawarkan terbilang lumayan besar, Jonru memutuskan keluar dari perusahaannya. Hari bersejarah itu adalah 19 Maret 2007. Tapi, malang buat Jonru. Proyek yang dijanjikan tak kunjung konkret. Sementara website penulislepas.com belum memberinya income yang signifikan.

Selama tujuh tahun berdiri baru sekali ada yang memasang iklan. Harganya pun hanya Rp 500 ribu. Oleh Jonru, uang itu lantas dibagikan ke sejumlah penulis yang rutin mengirimkan tulisan ke website.

Ide mendirikan sekolah menulis online ditemukan Jonru dalam situasi terpepet. Embrionya adalah website penulislepas.com yang selama enam tahun hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News