Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza
Pernah Amputasi Kaki dengan Gergaji Kayu, Tak Mau Dana Konglomerat yang Punya Kepentingan
Selasa, 06 Januari 2009 – 00:07 WIB
Tim bantuan Indonesia yang berangkat Kamis (1/1) malam dari Jakarta itu membawa dua ton obat-obatan dan sumbangan dana masyarakat Indonesia senilai Rp 2 miliar. Mereka masuk melalui Amman, Jordania, dan sudah bertemu perwakilan Jordan Charity. Lembaga itu merupakan satu-satunya lembaga amal dari Jordania –seperti Mesir juga punya hubungan diplomatik dengan Israel– yang dipercaya Israel masuk ke Gaza.
Dari Jordan, tim bergerak ke Mesir karena satu-satunya pintu yang paling dekat menuju Gaza adalah melalui Rafah. Menurut Jose, tim akan berupaya membuat rumah sakit lapangan. ”Tapi, kami harus mengurus prosedurnya dulu di Kairo,” katanya.
Saat ini Mesir sangat hati-hati membuka pintu Rafah. Sebab, serangan Israel semakin membabi buta. Tentara Israel juga ikut berjaga di perbatasan Rafah. ”Tapi, mereka sangat welcome dengan tim bantuan Indonesia,” katanya.
Jose berangkat bersama Rustam Pakaya, kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes; Aidil Chandra, direktur Timur Tengah Deplu; serta kolega sesama dokter, yakni dr Lukcy Tjahjono, dr Mohammad Mursalim (Mer-C), dr Arif Rahman (Muhammadiyah), serta dr Agus Kooshartoro dan dr Basuki Supartono dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
Krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, semakin menghebat di tengah gempuran udara dan pasukan darat Israel. Tim merah putih yang beranggota, antara
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara