Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza

Pernah Amputasi Kaki dengan Gergaji Kayu, Tak Mau Dana Konglomerat yang Punya Kepentingan

Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza
Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza
Menurut Jose, cuaca di Mesir sangat dingin, antara tiga sampai lima derajat Celsius di malam hari. Artinya, pengungsi di perbatasan (Mesir-Gaza) sangat membutuhkan pakaian hangat dan obat-obatan. ”Kami ingin segera sampai ke sana,” tambahnya.

Jose bukan ”orang baru” di medan konflik. Sejak 1999, dia berkali-kali menerobos daerah berbahaya. Di Indonesia, dokter kelahiran Padang, 11 Mei 1963 itu sudah menjelajah Galela, Tual (konflik Maluku 1999-2000), Aceh (bentrok GAM-TNI dan bencana tsunami), Sampit (kerusuhan 2001), Jogja (gempa 2006), dan berbagai musibah lain yang membutuhkan bantuan.

Di luar negeri, Jose pernah mendapat tugas masuk ke Kandahar (Afghanistan) saat perang Sekutu-Afghanistan (2001), Baghdad, Iraq (2003), Lebanon (2006), dan sekarang mencoba masuk Gaza. Sebelum berangkat, pada 28 Desember lalu, Jose sempat menggelar jumpa pers di Perguruan Asy-Syafiiyah, Jakarta Selatan. ”Kami berangkat menyalurkan amanah umat yang dilewatkan Mer-C,” ujar Jose. Mer-C memang membuka dompet bantuan untuk Palestina, di antaranya melalui layanan pesan singkat (SMS).

Jose mendirikan Mer-C bersama tujuh dokter dan beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) pada 14 Agustus 1999. Lembaga yang sekarang berkantor di Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, itu diharapkan menjadi bala bantuan medis yang bisa bergerak di daerah gawat darurat.

Krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, semakin menghebat di tengah gempuran udara dan pasukan darat Israel. Tim merah putih yang beranggota, antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News