JOSS...Mental Juang PDI Perjuangan
Mimbar Demokrasi
Setelah insiden Gambir, dibuat kesepakatan antara DPP PDI Megawati dan Pangdam Jaya Mayjen Sutiyoso.
"Isinya, pendukung Megawati diperbolehkan berkumpul dan melakukan aktivitas, asalkan tetap berada di halaman kantor PDI," tulis buku Peristiwa 27 Juli yang diterbitkan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Januari 1997.
Maka, digelarlah mimbar demokrasi tiap hari. "Saya tiap hari orasi," kata penyair Winarso, pada saya suatu hari.
Mbah Narso, demikian seniman asal Solo itu biasa disapa, pernah aktif di Teater Surakarta (Tera) bersama Wiji Thukul.
Waktu aktif mengisi mimbar bebas di DPP PDI, Mbah Narso adalah pimpinan Sarikat Rakyat Indonesia (SRI).
"Mulanya sedikit, lama kelamaan makin banyak. Lalu Mbah Tarjo (Soetardjo Soerjogoeritno--red) bikinin panggung," kenangnya.
Sejurus kemudian, melalui surat resmi aparat meminta mimbar itu dihentikan.
KEMENANGAN memang harus diperjuangkan. Dan perjuangan, tak ada yang sia-sia. Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network 20 Juni 1996. Ketika
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono