Jual Beli Darah Ebola Marak
jpnn.com - JENEWA - Keinginan pasien ebola untuk sembuh membuat mereka gelap mata. Berdasar temuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), banyak pasien ebola yang membeli "darah ebola" dari pasar gelap. Yakni, darah dari pasien ebola yang sudah sembuh. Darah itu diduga mengandung antibodi yang bisa menyembuhkan penyakit mematikan tersebut.
"Penelitian menunjukkan bahwa transfusi darah dari pasien ebola yang selamat mungkin bisa mencegah serta mengobati infeksi virus itu kepada orang lain. Tetapi, hasil akhir penelitian tersebut masih sulit diinterpretasikan," tegas Dirjen WHO Margaret Chan.
Separo pasien ebola yang mendapatkan serum dari darah survivor ebola itu memang bisa sembuh. Namun, efektivitasnya masih dipertanyakan.
Chan menambahkan, saat ini WHO bekerja sama dengan negara-negara yang terserang ebola untuk mencegah pembelian darah di pasar gelap. Sebab, darah tersebut bisa membawa petaka bagi pasien. Apalagi proses pengambilan darahnya tidak sesuai prosedur. Pembeli juga tidak bisa mengetahui bahwa darah itu adalah milik survivor ebola atau bukan.
Ancaman kedua adalah infeksi dari penyakit lain yang tidak kalah mematikan. Salah satunya, HIV/AIDS yang penularannya melalui transfusi. Selain itu, darah yang dibeli di pasar gelap kemungkinan besar tidak melalui screening untuk mengetahui adanya virus lain.
Di sisi lain, vaksin NIAID/GSK untuk ebola sudah diujicobakan kepada manusia. Sukarelawan pertama yang merelakan diri disuntik vaksin tersebut adalah Ruth Atkins, 48, mantan perawat di Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris. Para peneliti di Oxford University sejatinya membutuhkan 60 sukarelawan untuk mengetahui efek samping vaksin kepada orang sehat. Namun, sejauh ini baru Ruth Atkins yang mendaftarkan diri.
"Saya menjadi sukarelawan karena situasi di Afrika Barat begitu tragis. Saya pikir, ikut menjadi bagian dari proses pembuatan vaksin ini adalah hal kecil yang bisa saya lakukan. Saya harap ini bisa membawa perubahan besar," ujarnya.
Vaksin itu sudah diproduksi secara masal. Yakni, 10 ribu dus. Produsennya adalah GlaxoSmithKline yang dibiayai lembaga Wellcome Trust dan pemerintah Inggris. Jika nanti terbukti efektif, vaksin yang sudah tersedia tersebut akan langsung didistribusikan ke Afrika Barat. Yang mendapatkan suntikan kali pertama nanti adalah para petugas medis yang ditempatkan di sana. (CNN/The Washington Post/sha/c20/ami)
JENEWA - Keinginan pasien ebola untuk sembuh membuat mereka gelap mata. Berdasar temuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), banyak pasien ebola yang membeli
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer