Jual Elpiji, Pertamina Makin Rugi
Rabu, 21 Desember 2011 – 08:18 WIB
JAKARTA - Pertamina kembali mengkalkulasi rencana menaikkan harga liquified petroleum gas (LPG) nonsubsidi. Pasalnya, kerugian dari bisnis ini yang semula diperkirakan Rp 3,2 triliun, ternyata membengkak hingga Rp 4,9 triliun. Sebagaimana diketahui, meski bukan komoditas yang mendapat subsidi, Pertamina tidak bisa menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg), 50 kg, dan bulk atau curah, karena tidak kunjung mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM.
VP Komunikasi PT Pertamina Mochamad Harun mengatakan, kerugian dari bisnis LPG nonsubsidi memang tak bisa dihindari karena Pertamina harus menjual harga LPG di bawah harga keekonomian. "Tahun ini konsumsinya naik, sehingga kerugian pun membesar," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kantor Pusat Pertamina Senin malam (19/12).
Baca Juga:
Data Pertamina menunjukkan, konsumsi LPG nonsubsidi yang terdiri dari kemasan tabung ukuran 12 kilogram (kg), 50 kg, dan bulk (curah) pada 2011 ini mencapai 1,2 juta ton, naik dibandingkan konsumsi periode 2010 yang sekitar 1 juta ton. "Kami sebenarnya ingin membatasi penjualan di kisaran 900 ribu ton saja, tapi permintaan ternyata sangat tinggi," katanya.
Baca Juga: