Jual Elpiji, Pertamina Rugi Rp 3,2 T
Senin, 12 Desember 2011 – 08:51 WIB
JAKARTA - Bisnis liquified petroleum gas (LPG) atau elpiji nonsubsidi bagai buah simalakama bagi Pertamina. Di satu sisi, perusahaan pelat merah itu harus memenuhi kebutuhan elpiji untuk industri, namun di sisi lain harus menanggung rugi.
VP Komunikasi PT Pertamina Mochamad Harun mengatakan, Pertamina memang serbasalah karena harus menjual elpiji nonsubsidi di bawah harga keekonomian. "Karena itu, kerugian dari elpiji nonsubsidi tahun ini kira-kira sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 3,2 triliun," ujarnya akhir pekan lalu.
Sebagaimana diwartakan, meski bukan komoditas yang mendapat subsidi, Pertamina tidak bisa menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg), 50 kg, dan bulk atau curah, karena tidak kunjung mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM.
Saat ini, Pertamina menjual elpiji 12 kg dengan harga Rp 5.950 per kg dan elpiji 50 kg atau bulk Rp 7.355 per kg. Padahal, rata-rata harga keekonomian elpiji mencapai Rp 9.000 per kg. Selisih antara harga keekonomian dan harga jual itulah yang harus ditanggung Pertamina sebagai kerugian.