Jual Harta, Menuntut Ilmu di Pedepokan Dimas Kanjeng

Jual Harta, Menuntut Ilmu di Pedepokan Dimas Kanjeng
Barang bukti aksi penipuan Dimas Kanjeng. Foto: Angger Bondan/dok.JPNN.com

Senada juga diungkapkan Asni Jais, Warga Gang Masjid Khairiah, Sungai Pinyuh. 

Dia baru pulang dari padepokan Dimas Kanjeng. Di sana dia mengaku berzikir, istiqosah setiap malam dan salat lima waktu. 

Asni Jais ikut bergabung di padepokan Dimas Kanjeng berawal dari ajakan temannya yang lebih dulu menimba ilmu di sana. Kemudian dia dan beberapa warga lainnya ikut serta pergi ke padepokan tersebut.

“Kita berangkat ke sana benar-benar untuk menuntut ilmu, seperti pengajian atau istiqosah,” jelas Asni Jais.

Dia juga membantah pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatakan ajaran Dimas Kanjeng tersebut sesat.

“Semua ajarannya tidak ada yang menyesatkan. Karena semua yang diajarkan sesuai syariat Islam,” katanya.

Asni Jais membeberkan, masih ada beberapa warga Sungai Pinyuh yang masih bertahan untuk memastikan nasibnya. Ada sekitar 40 yang ikut Dimas Kanjeng. 

Masih ada sekitar 11 warga yang masih bertahan di sana seperti, Karno, Slamet, Basren, Muin, Hartono, Helmi, Ibu Non, Darmadi, Hj. Saroi, Bujang serta Mazad. 

WARGA Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalbar, ada yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Namun, jumlahnya belum bisa dipastikan oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News