Jual Nasi Rp 2.000 Sebungkus, Jangan Tanya Untung Berapa
Sejak tahun 2014, mereka mendapatkan bantuan mobil dari salah seorang pengusaha di Jakarta yang diantar langsung ke Padang. Sedangkan operasional belanja ke pasar dari donatur.
“Selain dana, ada juga yang membantu dengan bahan seperti beras, telur, daging, bahkan tenaga,” ulasnya.
Ridwan Tulus, salah seorang partisipan dan penasihat Program Peduli Nagari menuturkan, sejatinya Warung Ikhlas adalah cara berbagi dengan masyarakat. Dia mengenal program ini setelah mengikuti pengajian dengan Ustad Budi beberapa tahun lalu.
“Program ini menarik, karena selain menjual nasi, banyak kegiatan sosial lainnya untuk membantu masyarakat. Selain itu, kadang yang membungkuskan nasi adalah bule-bule yang sedang berkunjung ke Sumbar, atau CEO perusahaan besar yang sedang mengikuti program tour wisata,” papar pemilik salah agen travel itu.
Beberapa hari lalu di Pasir Jambak, waiters Warung Ikhlas adalah bule-bule remaja. Mereka adalah siswa pertukaran pelajar dari YARI School.
“Ternyata mereka sangat menikmatinya. Bahkan mereka mengumpulkan uang hingga Rp 3.000.000 untuk membantu program Warung Ikhlas,” ujar Ridwan Tulus.
Kini, Warung Ikhlas melebarkan sayap ke Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Karena SDM terbatas, hanya dibuka sekali seminggu untuk 50 bungkus nasi.
Ade Edward, salah seorang warga Padang berharap, pengelola Warung Ikhlas membagi sistemnya kepada para aktivis-aktivis sosial di kabupaten/kota, sehingga perbuatan baik terus menular bak virus di tengah masyarakat.
WARUNG Ikhlas. Pembeli cukup mengeluarkan uang recehan Rp 2 ribu guna membeli nasi beserta lauk pauk lengkap. Seperti apa? Hijrah Adi Sukrial—Padang
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara