Jualan Aplikasi, Hasilnya? Lumayan

“Harga tersebut hanya sekali install saja. Dalam satu komputer atau laptop,” terang Yanto, saat ditemui beberapa hari lalu.
Kemudian, tahun 2012 lalu, Yanto memutuskan untuk hijrah bersama istrinya dari Kota Gorontalo ke Kota Luwuk, Kabupaten Banggai.
Di kota inilah dia melanjutkan bisnis online-nya. Sembari menjual aplikasi, Yanto juga membagikan ilmunya dengan mengabdi di AMIK Nurmal.
Perjalanan panjang itu membawanya menjual berbagai aplikasi untuk kebutuhan perusahaan, wirausaha dan sekolah-sekolah. Sebagai contoh, aplikasi kwintansi, e-nota, aplikasi rumah kos.
Pembeli aplikasi ini sudah sampai di Pulau Kalimantan, Jawa dan Bali. Dari bisnis online ini, ia bisa meraup keuntungan yang lumayan.
“Alhamdulillah, dari bisnis ini saya dapat penghasilan, sekitar Rp 3 jutaan per bulannya,” imbuhnya.
Dia mengaku, sengaja menjalankan bisnis daring ini karena sekarang sudah berada di era modern, serta IT.
“Hanya dijual lewat internet saja tanpa harus jual di luar rumah. Alhamdullilah, bisnis ini sudah berjalan beberapa tahun dan sudah mempunyai hasil yang lumayan, “ jelasnya. (*)
Jauh hari sebelum bisnis daring marak seperti saat ini, Yanto Naim sudah berani “mencari duit” lewat dunia maya.
- Fitur Kantong UMKM Memberi Banyak Kemudahan bagi Pelaku Usaha Yogyakarta
- PP Hima Persis Hadirkan Aplikasi Satind Sebagai Upaya Digitalisasi Organisasi
- Berkinerja Moncer Sepanjang 2024, Bluebird Bukukan Pendapatan Rp 5,04 Triliun
- Solusi Rumah Tetap Bersih saat Asisten Rumah Tangga Mudik Lebaran
- Aplikasi Kasir Online Kantong UMKM Dorong Pelaku Usaha Bandung Melek Teknologi
- 5 Manfaat Aplikasi SCM untuk Pengelolaan Manajemen Rantai Pasok