Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya

Ditulis Oleh AZRUL ANANDA dari Darwin

Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya
Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya
Pihak DBA membuka stan barbeque. Menawarkan sandwich berisi sosis, bacon, atau steak berharga masing-masing 5 dolar Australia. DBA juga buka meja undian. Penonton membeli tiket undian seharga 2 dolar Australia. Kalau beruntung, pembeli mendapatkan salah satu di antara sekian banyak bola basket bertanda tangan bintang-bintang NBL.

 

Di meja pelayanan barbeque dan undian dipasangi banyak tulisan: "Semua penghasilan akan digunakan untuk keperluan tim DBA ke Surabaya."Selain itu, DBA mendapatkan dana dari sponsor. Salah satu yang besar adalah Darwin Airport Resort, hotel populer di sebelah bandara internasional (dan tak jauh dari kompleks olahraga).Bayangkan seandainya kota-kota "kecil" di Indonesia bisa menerapkan sistem ini. Kalau merasa tidak mendapat perhatian cukup dari pusat, bikin saja organisasi swasta. Lalu, kerja keras, mencari cara untuk hidup sendiri dan tak mengomel seandainya merasa kurang diperhatikan oleh pusat. Juga, tidak malu "minta-minta" sumbangan.

 

Selama di Darwin, saya sempat diajak mengunjungi Northern Territory News, satu-satunya harian (berukuran tabloid) di Darwin. Tentu saja, dalam pertemuan itu, saya "melepas topi basket", menjadi wakil dari Jawa Pos (media di Indonesia).Harian tersebut cukup unik. Meski satu-satunya di Darwin, harian itu cenderung bergaya sensasionalistis ala tabloid gosip atau koran kuning. Setiap hari, yang jadi headline selalu berita-berita aneh-aneh. Misalnya, "Ada Ular di Toilet". Sampai ada guyonan, kalau tidak berkaitan dengan buaya atau ular, tak layak masuk halaman depan.

 

Untung itu kurang lebih hanya di halaman depan. Halaman-halaman dalamnya sendiri tergolong harian "standar", dengan berita nasional, ekonomi, kota, dan olahraga.Ternyata, ada alasan harian tersebut memilih jalur sensasionalistis. Menurut Evan Hannah, sang general manager, hanya empat persen pembacanya adalah pelanggan. Sisanya eceran. Karena itu, harian beroplah di kisaran 25 ribu eksemplar tersebut harus punya halaman depan yang mengundang penasaran orang untuk membeli.

Di Darwin, basket dikembangkan secara swasta. Koran lokalnya sedang berupaya menemukan format baru. Plus, di sana kita bisa kagum (dan gemetaran)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News