Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya

Ditulis Oleh AZRUL ANANDA dari Darwin

Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya
Jualan Barbeque untuk Bantu Biaya Tim ke Surabaya
Ada pula museum buaya, termasuk di dalamnya menceritakan kasus-kasus buaya makan manusia di berbagai penjuru dunia (banyak di Malaysia).

Bagi yang ingin melakukan "pembalasan", Crocodylus Park juga menyediakan kafe yang berjualan daging buaya dan produk-produk kulit buaya berlisensi. Ada fillet, ada burger. Katanya, daging buaya itu baik karena rendah lemak dan kolesterol. Di Crocodylus Park memang ada peternakan buaya, untuk mendapatkan daging dan kulitnya.

 

Saya tidak mencoba seperti apa daging buaya. Tapi, Broughton Robertson, wakil department of foreign affairs dan trade dari Canberra yang mendampingi saya, sempat menjajal burger buaya. Katanya, rasanya seperti daging ayam. Saya balas: "Saya pernah baca kanibal mengaku daging manusia juga terasa seperti ayam."

Sebenarnya, cara paling seru adalah dengan naik perahu di Adelaide River, tak jauh dari Darwin. Di sana masih banyak buaya berkeliaran liar. Saya, Robertson, dan Donny Rahardian (basketball operations manager DBL Indonesia) diajak menikmati dengan cara lebih seru.

 

Kami diajak Jeff Blake, seorang pengusaha setempat, naik helikopternya mengelilingi Darwin. Mulanya kami putar-putar di atas kota, lalu menikmati pantai yang indah. Sayang, karena ancaman buaya, pantai tidak direnangi. Untung juga, kalau tidak, pengunjung Bali bakal banyak berkurang!

 

Di Darwin, basket dikembangkan secara swasta. Koran lokalnya sedang berupaya menemukan format baru. Plus, di sana kita bisa kagum (dan gemetaran)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News