Jualan Keripik Singkong Terkerek Online, Omzet Rp 30 Juta
Tiga tahun merambah bisnis, ia mengikuti binaan dari Bank Indonesia. Di sana banyak inovasi yang diajarkan, hingga studi banding Jogjakarta dan Padang. Pelajaran dan pengalaman yang didapat, mulai diterapkan ke usahanya.
Salah satunya menawarkan berbagai rasa keripik. Selain rasa pedas dan asin, rasa jagung manis dan balado. “Best seller tetap rasa pedas,” katanya.
Selain keripik singkong, ayah dari tiga anak ini juga menawarkan keripik pisang dan ubi selo.
Rasa yang ditawarkan juga bervariasi, keripik pisang cokelat, rasa vanila, keju, greentea, milk tea, tiramisu, taro, dan tiramisu cokelat.
Dalam sehari dia menghabiskan 150 kg singkong untuk produksi keripik dan 50 kg pisang nangka untuk keripik pisang.
Untuk mendapatkan bahan ini, ia membeli langsung ke Pasar Induk Jakabaring. “Di dekat rumah sudah tidak ada lagi yang tanam singkong,” katanya.
Untuk bahan varian rasa juga tidak sulit, semua bahan ada di Palembang. Hanya saja sebelumnya, ia kesulitan mendapatkan plastik yang sedikit tebal untuk packaging.
Dulu sempat membeli di Bandung. “Setahun belakangan ini, baru ada yang jual,” katanya.
Warimin meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh bangunan, menekuni bisnis keripik singkong, omzet mencapai Rp 30 juta per bulan.
- PaDi UMKM Bantu Tingkatkan Omzet Pedagang Kecil di Binjai
- UMKM Binaan Pertamina Raup Omzet Hampir Rp 1,1 Miliar Selama MotoGP Mandalika
- BRI Liga 1 Bergulir, Omzet UMKM Penjual Gorengan Ini Meroket Tajam
- Bea Cukai Malang Lepas Ekspor Perdana 1,4 Ton Keripik Singkong ke Korsel
- Raih Omzet hingga Rp 1 Miliar, Madame Malla Rasakan Kehebatan Shopee Live
- Cerita UMKM Kue Kering di Sidoarjo, Omzetnya Meroket karena Bantuan BRI