Juara Inul
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Yang untuk kalangan atas itu gedungnya lima lantai. Ada resto masakan Tionghoanya. Ada arena judinya: judi ding-dong.
Dua-duanya satu pemilik. Dua-duanya kini sudah tidak ada.
Yang diskotik dangdut itu bangunannya satu lantai. Yakni di sebelah hotel kelas melati: Hotel Tanjung.
Tiap Minggu malam Bajuri ke diskotik dangdut itu. Lihat Inul.
Saat itu namanya sudah Inul Daratista. Masih lokal tetapi sudah lumayan terkenal.
Bajuri ingat lagu yang sering dinyanyikan Inul berjudul "Liku-liku". Yakni lagu yang diciptakan Renold Panggabean.
Penyanyi pop sekelas Renold pun saat itu punya album dangdut. Yang musiknya lebih menonjol dari vokalnya. Anda sudah tahu siapa Renold: pernah jadi suami Camelia Malik.
Di diskotik Permata itulah Inul berubah nasib. Salah satu pengunjungnya orang Belanda yang sering ke Surabaya.