Juara Inul
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Dalam kunjungan kesekian kalinya si Belanda mengundang Inul ke Belanda. Yakni untuk tampil di pasar malam di sana. Pasar malam yang sudah melegenda. Tong-Tong namanya. Satu bulan.
Bajurilah yang ikut mendorong agar Inul menerima tawaran itu. Memang honornya amat kecil tetapi baik untuk batu loncatan. Dan lagi kapan pula anak desa Japanan, Sidoarjo, ini bisa ke Eropa.
Salah satu syarat Inul bisa ke Belanda adalah ini: harus punya email. Saat itu Inul belum punya email. Juga belum tahu cara membuat email.
"Gampang. Saya buatkan," ujar Bajuri.
Usai mentas di diskotik itu Inul diajak Bajuri ke kantornya di Graha Pena Surabaya. Itu tahun 1998. Gedungnya belum sepenuhnya jadi. Masih banyak bahan bangunan menumpuk di sana-sini.
Inul diminta menunggu di tempat parkir. Mobilnya masih Espass. Sudah hampir pukul 02.00. Jam penampilan Inul di Permata adalah pukul 00.00 sampai pukul 01.00.
Minggu malam biasanya sepi. Pengunjung diskotik sudah habis-habisan di Sabtu malam. Inul ditaruh di Minggu malam untuk membuat hari sepi menjadi ramai.
Saat Inul menunggu di tempat parkir itulah Bajuri naik ke kantornya di lantai 20. Dia buatkan alamat email Inul.